Lihat ke Halaman Asli

Mel

Penyuka antariksa

Memahami

Diperbarui: 5 Maret 2021   09:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika jingga kemerahan melaburi sayap fajar,
Kau berbicara tentang rona senja, penutup wajah hari
Ketika perkasa matahari menggauli siang, kau berceloteh tentang likat pekat malam.

Bagaimana kau memaknai kisah masa?
Sejatinya itu corak dari relung semesta

Siul burung bernyanyi, ayat ayat cinta mengalun,
Kau sebut itu candaan
Berayun daun seirama goyangan angin gemulai,
Kau kata itu sebuah gejolak badai

Bagaimana kau mengerti rasa? Sejatinya itu luah dari tubir semesta

Sayang,,,

Dari ngarai hati atau
lubuk jiwa  atau
bilah nalar
Kau analisa semesta?
Penuh misteri
Luas tak bertepi
Mengembang tiap detik
debu debu baru terlahir, berhamburan
Cahayanya  warna warni
Namun di sana, kau tak mungkin ada

Bagaimana kau melukiskan bayangnya?
Sejatinya semua itu nyata adanya

Lalu,

Pernahkah kau kunjungi taman bunga?
Mawar punya keanggunan
Bakung dengan kemurniannya
Harum kesucian melati
Seruni yang sederhana
Tumbuh dalam satu taman
Bisakah kau rangkai keunikan mereka dalam satu buket?

Bisiki aku,
Semesta yang harus pahami kerinduanmu
atau
Dirimu yang harus menyelidikinya?

Ah, kekasih
Kau pasti akan memahami sebelum sumbu lilin hangus terbakar waktu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline