Lihat ke Halaman Asli

Siapa Suruh Mau Jadi Gubernur

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13897154871717473532

[caption id="attachment_290138" align="alignleft" width="300" caption="sumber foto: forum.kompas.com"][/caption] Saya cukup terkaget-kaget ketika banjir menyerbu Jakarta pada senin (13/1), Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) memilih berkunjung ke ITC Mangga Dua, Jakarta Utara.

Kekagetan berikutnya adalah, pernyataan dari mantan Wali Kota Solo ini terkait banjir, dengan menyuruh wartawan menanyakan langsung ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta. Belum selesai, tiba-tiba running text sebuah televise swasta nasional menuliska, Jokowi menyalahkan pemimpin sebelumnya soal banjir.

Hemm..lebih kaget lagi pas baca kompasiana…rata-rata tulisan tetap mengelu-elukan Jokowi, meski faktanya Jakarta dikepung banjir.

Hemmm…tidak bolehkah seorang warga mengkritik pemimpinnya?  Sejak jaman Sutiyoso, Fauzi Bowo sampai Jokowi, sulit sekali rasanya mengkritik pemimpin di Jakarta ini. Selalu saja banyak pembela yang siap menghadang setiap tulisan atau komentar yang mengkritik. Ini saja dugaan saya, setalah tulisan ini di posting, pasti banyak yang mencibir kalau mau mengkritik Jokowi-Ahok.

Saya cuma mau bilang, kalau mau jadi pemimpin ya harus siap dengan segala resiko kritikan dari segala penjuru di setiap masalah yang datang. Kalau menjadi pemimpin, tidak baik menyalahkan sebuah masalah kepada para pendahulunya. Karena masalah yang terjadi saat ini seperti banjir, sudah diketahui menjadi masalah akut Jakarta, dan semua orang tahu. Kemudian turun ke lapangan kembali, bercengkrama dengan warga korban banjir, seperti selalu menunjukkan blusukannya? Gak repot kan?

Lalu cuap-cuap mampu benahi Jakarta dengan cepat, menyerang pemimpin sebelumnya dengan kegagalan program, pada masa kampanye, apa artinya itu?

Gentleman saja menjadi pemimpin, bahwa benar menyelesaikan masalah Jakarta tidak bisa cepat, cuap-cuap-cuap saat kampanye Cuma untuk menarik suara saja. Nah kalau gitu, siapa suruh mau jadi Gubernur DKI Jakarta?

Tabik!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline