Public Display of Affection (PDA) adalah sebuah istilah umum yang sering digunakan untuk menjelaskan sebuah kegiatan yang menebar keintiman lewat demostrasi pisik yang dipertontonkan didepan khayalak ramai. Salah satu contoh dari PDA ini adalah berpelukan, berciuman, menebar kedekatan atau gerakan pisik lainya didepan umum.
Yah, memang sebagian orang memanfaatkan kesempatan ini untuk ajang show off seumpama agar dicap sebagai pasangan yang solid, bahagia atau langgeng. Terlepas dari sisi benar atau hanya sekedar kamuflase, apakah tindakan yang seperti ini dianggap salah?
Disebagian tempat memang PDA ini bisa saja ditunjukkan atau dilakukan, contohnya di bar tapi kalau ditempat umum lainya seperti mall, pasar dan tempat umum lainya apakah masih layak?
Saat ini kebanyakan masyarakat kita sudah mengadaptasi beberapa budaya baru dalam kehidupanya. contohnya saja saat bertemu teman atau konco lama maka akan segera berpelukan pipi dan lain sebagainya. memang hal ini sering dipraktekkan kaum kaum borju yang telah mapan. Memang berpelukan itu masih terbilang wajar wajar saja apalagi sesama sahabat. Itu hanyalah reaksi atas rasa kangen dan kebahagian yang mengganjal dihati.
Pernah sekali didalam sebuah bis, dua orang muda mudi duduk berduaan dalam satu jok mobil. selama dalam perjalanan mereka beberapa kali terlihat oleh penumpang yang lain melakukan hal hal yang tak pantas dilakukan didepan umum. sebagaian penumpang ada yang masa bodo, ada yang mengkritik tapi ada juga yang menikmati, lumayan ada penampakan.
Atau sebutlah seorang anak kecil yang heran-heran melihat ibunya memeluk orang lain saat baru bertemu. sang anak pastinya akan meniru apa yang telah dicontohkan ibunya secara tak langsung, jadi ketika ia bertemu teman kecilnya maka ia tak sungkan-sungkan untuk memeluk dan menciumnya tak masalah ia perempuan dan pria.
PDA senarnya adalah hak pribadi. tapi masalahnya adalah penempatan waktunya yang kurang tepat. bila ingin melakukanya, lakukanlah dalam ruang pribadi. efek dari PDA yang berlebih lebihan mungkin akan membawa dan memberi penonton kesan yang negatif.
Jadi bagaimana apakah PDA itu salah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H