Lihat ke Halaman Asli

Nasib Orang Kampung Cari WC di Kota 2

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Sebelumnya

Si sada yang kini telah mendapatkan tempat kos tak jauh dari tempat dia kuliah merasa lega. Kelegaanya diakibatkan oleh teman-temanya kosnya yang terbilang ramah walaupun mereka berbeda rumpun. Ada yang bersuku Jawa, Palembang, Padang, Sunda dan bersuku Batak juga.

Satu hal yang menjadi pengganjal dihati si Sada adalah adaptasi dengan lingkunganya yang terbilang amat rumit terutama bahasa. Sada yang notabenenya orang Batak yang dicirikan dengan logatnya yang masih kental. Ini membuat sada malu sendiri kepada teman temanya yang logatnya lebih halus dan intonasi yang rendah.

Sebagai anak baru, ritual menghormati para tuan rumah harus ia lakukan. Tuan rumah bukan berarti yang empunya rumah tapi preman preman sekitar yang menguasai daerah itu. Sebagai orang baru tentunya Sada tak bisa berbuat banyak, ia hanya bermain aman saja minimal sampai preman-preman setempat mengenalnya dan mau menerima keberadaanya di lingkunganitu secara utuh.

Preman-preman itu tergolong ramah bila sada bandingkan dengan preman dikotanya sendiri. Bagaimana tidak, dikota sendiri saja si Sada pernah dipalak para preman setempat sementara disini, kesopanan preman masih terlihat, itikat baiknya juga masih terjaga walau sedang menekan.

Suatu hari dipagi yang masih gelap, si Sada merasakan keanehan yang tak biasa dengan perutnya. Mungkin ini diakibatkan oleh pola makanan yang berbeda. Iapun bergegas menuju kekamar mandi untuk membereskan urusanya. Tanpa pikir panjang ia langsung masuk ke kamar mandi, dikamar mandi ia merasa kaget karena ternyata seseorang sedang jongkok dengan asyiknya mengutak-atik hape. Saat orang tersebut melihat sada, ia malah berteriak kaget “Hantu!!! Hantu!!”, Tangan orang yang sedang jongkok itupun terjerembab kedalam lobang wc yang telah ia isi sendiri beserta hapenya.

Sada: maaf ini sada mas, bukan hantu....(dengan logat bataknya)..

Orang itu seakan tak percaya bahwa itu si sada. Hal ini diakibatkan oleh si sada melilitkan handuknya yang berwarna putih dikepalanya sehingga yang terlihat hanya wajahnya saja itupun tak jelas karena hari masih samar-samar.

Bagi kamar mandi keroyokan yang tak memiliki gagang penutup, biasanya pemakai wc akan memberi kode di pintu wc dengan meletakkan handuk mereka disana. Pastinya orang yang bermaksud masuk akan mengurungkan niatnya karena kamar itu sedang di pakai. Rupanya si Sada belum paham akan simbol itu. Namanya juga ia baru masuk kota, jadi semuanya terasa baru baginya! He,he,he

Salam sayang,

Anak ditampeleng, Orang Tua diam saja, Tanda tak Sayang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline