Lihat ke Halaman Asli

I am Not Troublemaker

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Troublemaker diambil dari dua buah kata yang berbeda. Kata yang petama adalah trouble dan kata yang kedua adalah maker. Kedua kata ini kebetulan berasal dari bahasa inggris, setahu saya. Trouble dapat diartikan kedalam bahasa indonesia menjadi masalah, sementara maker adalah penggambungan antara kata kerja make kemudian ditambah dengan suffix-er yang kelas katanya berubah menjadi noun atau kata benda yang menunjukkan orangnya. kesimpulanya maker berarti pembuat. Nah bila kedua kata tadi digabungkan menjadi sebuah kata baru dalam hal ini troublemaker maka didapatlah sebuah arti pembuat masalah.

Kita ini adalah mahluk sosial, kita tak bisa hidup sendiri di dunia ini. kita membutuhkan orang lain dalam menjalani hidup ini, bila tidak maka tingalah kita sendiri didunia ini bagaikan Caliban anak dari penyihir Syncorak dalam cerita Shakespeare yang berjudul The Tempest. Apa hasilnya bila kita tak mampu bersosialisasi. masih berdasarkan cerita diatas maka si Caliban sama sekali tak tahu bagaimana menjaga sebuah kesopanan, bertindak tutur dengan sesama. yang ada dalam benaknya adalah makan dan makan hingga ia berusaha membunuh orang.

Apa yang terjadi dicerita itu tentunya sangat berbeda dengan realita. bila kita tak mampu bersosialisasi dengan orang lain maka jadilah kita orang yang mungkin dijauhi orang lain dan sebagainya. Dibalik itu terkadang walau kita juga bisa bersosialisasi maka tak jarang kita hanya menjadi batu sandungan bagi orang lain. Niat kita hanyalah bersih untuk menolong sesama tapi karena mungkin situasi yang kurang tepat maka tak jarang pertolongan kita malah menjadi bumerang buat kita sendiri dan juga orang lain. Pertolongan yang kita berikan bukan malah membuat sebuah permasalahan membaik tapi sebaliknya membuat sebuah masalah hadir ditengah-tengah kita. Dengan kata lain kita malah menjadi orang yang membuat masalah baru. Kehadiran kita membuat sebuah kelompok, orang menjadi terganggu.

Awalnya mungkin kita hanya simpathy dan kasian terhadap sesuatu hingga kita berinisiatif untuk memberikan tangan kita tapi pada kenyataanya kita malah membuat suasana menjadi serba salah yang akhirnya membuat kita disebut sebagai troublemaker.

Mungkin situasi dan keadaanlah yang kadang membuat kita seperti itu. Mereka tak berpihak pada kita saat itu maka jadilah kita sebagai pembuat masalah. bila memang begitu saya kita kita tak pantas disebut sebagai troublemaker hanya saja lagi tak beruntung. tapi kalau memang benar kehadiran kita ditengah-tengah orang lain selalu menimbulkan masalah, bukan karena suasana dan situasinya yang memaksa maka cocoklah kita dikenal sebagai seorang troublemaker....

So are you troublemaker?? No belum tahu///

Salam sayang,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline