[caption id="attachment_79700" align="alignleft" width="247" caption="illustrasi"][/caption] benarkah begitu? orang tua adalah sosok yang telah membesarkan dan melindungi kita. mereka pantas diibaratkan sebagai malaikat dalam hidup kita karena kontribusi yang cukup besar yang telah mereka berikan kepada kita , anak-anaknya. orang tua lah yang mengajar kita tentang dunia ini, bagaimana hidup didalamnya, menasehati kita bagamana bersikap sopan dan santun yang harus diterapkan, bagaimana berinteraksi dan masih banyak lagi. dilihat dari segi umur, maka orang tua jauh lebih tua dari kita, begitu juga dengan pengalamanya, pastinya pengalaman mereka jauh lebih baik dan banyak dari kita. dengan kata lain mereka jauh lebih bijak sana, tau yang mana yang benar dan salah menurut mereka, secara mereka sudah jauh lebih bepengalaman dan lebih tua dari umur. nah pertanyaan selanjutnya adalah apakah seseorang dalam hal ini orang tua memang tak pernah berbuat salah, selalu saja tindakanya dianggap benar hingga tak ada seorangpun yang pantas menasehatinya (orang tau tak bisa dinasehati) karena mereka jauh lebih tua? bila anak dalam sebuah keluarga berbuat salah maka pada umumnya orang tua akan langsung dengan sigap menasehati dan bahkan memberikan warning bagi anak-anak mereka perihal yang telah dilakukan. "jangan begitu sekali lagi yah, itu pantang atau itu tiak baik". bisa ditebak, maka sang anakpun akan mengubah paradigmanya atau berusaha untuk tak berbuat lagi. walaupun pada awalnya agak sulit diterima. sekarang kita balikkan paktanya. seumpama dalam sebuah kelauarga seorang orang tua berbuat kesalahan, kita sebutlah orang tua yang tak dapat menjaga emosi. maka seorang anak dalam keluarga itu yang sudah cukup dewasa (diatas tujuh belas tahun) berusaha untuk mengingatkan orang tuanya perihal emosinya. karena dengan menyimpan emosi yang tak bisa terkontrol bisa saja berakibat buruk pada si penganut emosi tersebut yang berimbas pada tak bisa berpikir dengan baik lagi, atau dengan emosi dapat memungkinkan penganutnya untuk ditakuti orang lain, dibenci dan sebagainya. nah seumpama anak menjelasakn seperti itu, maka biasanya para orang tua sulit untuk menerima nasehat itu, walaupun itu baik untuknya. "diamlah kamu, kamu belum tau apa apa" atau hanya diam dan berlalu. mungkin tak semua orang tua bertindak demikian tapi ada sebgaian orang tua yang menolak keras bila diceramahi oleh sang anak atau orang yang lebih muda. sebenarnya apa yang membuat sebagian orang tua bersikap demikian? alasan ini hanyalah tebak-tebakan saja, kalaupun benar, kebetulan saja. alasan yang masuk akal adalah karena orang tua membuat perbandingan antara dia dan anaknya, contohnya saja perbandingan dari segi umur. saya jauh lebih tua dan pengalaman saja pasti jauh lebih banyak, dan dia (anak) masih anak bawang. nah persepsi seperti ini yang terkadang membuat orang tua menolak dinasehati atau diingatkan oleh anaknya. bisa saja juga orang tua melihat posisi si anak yang lebih rendah dari mereka, dan seakan mereka tak pantas memberi isyarat pada mereka.atau bisa saja karena orang tua itu egois, tak mau dinasehati tapi hanya mau menasehati. biasakan (masih dapat ditoleransi) kalau anak susah dinasehati tapi kalau orang tua, bisa? nah bila yang seperti ini, bisa saja yang ditakutkan malah terjadi. orang tua mendapat hukum karma dari para anak-anak. anak tak mau lagi mendengarkan si orang tua karena anak tahu orang tuanya juga sulit dinasehati meski ke arah yang baik. kalau sudah seperti ini, waw bisa complikated masalahnya. jadi lebih baik bila kita saling mendengarkan, anak dan orang tua saling mendengarkan sehingga tercipta sebuah hubungan yang saling menghormati. bukan berarti kami para anak bermaksud lebih pintar dari para orang tua tapi terkadang apa yang sudah orang tua lakukan terkadang mengandung sebuah kesalahan. orang tua juga manusia kan, jadi mungkin saja berbuat salah. begitu juga anak, walaupun jauh lebih muda bisa saja kan mereka tau sedikit tentang kebenaran dan kebaikan dan mungkin bisa mengisi gap/celah bagi para orang tua. lewat yang seperti ini, si anak juga belajar dari pengalamanya karena kelak anakpun akan menjadi orang tua. benarkah?, semoga saja begitu. salam ortu dan anak, sumber gambar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H