Lihat ke Halaman Asli

Gini Nih Resiko Orang Penting

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tak mau jadi orang penting? Semua orang pasti mau dan berharap mendapatkanya,bukan?

Tapi masalahnya, bukankah menjadi orang penting itu memiliki resiko yang besar juga. Contohnya saja kita selalu aja menjadi pusat perhatian, setiap gerak orang penting adalah pose, punya arti tersendiri bagi para penggemarnya.

Apalagi ketika membuat sebuah keputusan, maka ada baiknya kita memahami/mendengarkan isi hati setiap orang lain bukan isi hati sendiri, dengan kata lain orang penting hidup memang bukan untuk dirinya sendiri (kadang) bila tidak siap-siaplah untuk dihujani oleh berbagai komplain, perlawanan, teror bahkan hujatan atau bisa bisa anda tak dipanggil jadi orang penting lagi.

tidak membuat sebuah keputusan juga menjadi salah satu sebab kita dapat kritikan, jadi istilahnya maju kena mundur apalagi.

Bisa dikatakan bahwa menjadi orang penting itu amatlah susah ngejelimat, bukan dilihat dari tugas dan tanggung jawab yang diemban saja tapi juga makna dari setiap gerak dan kata yang keluar dari sang mulut. Karena bagi orang biasa perkataan orang penting bisa bermakna perintah, anugrah, nasihat, keputusan, keharusan, kebaikan, perubahan bukan hanya sekedar kata-kata biasa (kosong) layaknya kata yang dikeluarkan orang awam pada kebanyakanya yang tak membawa dan berpengaruh apa-apa. nah ibarat kata semakin tinggi pohonya maka semakin tinggi pula angin yang akan menerpa pohon itu.

Jadi susah sangat yah menjadi seorang orang penting? Tapi walaupun sebegitu banyak resikonya, mengapa tetap saja banyak orang yang menginginkanya, bahkan dengan tak sesuai aturan pun ia lakukan demi menjadi itu.

Jawabanya belum ditemukan, kira-kira apa yah?

Maukah anda jadi orang penting?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline