Lihat ke Halaman Asli

Cowok or Cewek: Siapa yang Pilih Siapa?

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_315679" align="alignleft" width="224" caption="Illustrasi google.com"][/caption] bukan lah ranah  dan lahan saya sebenarnya untuk membicarakan yang seperti ini karena pada dasarnya umur saya belum cukup untuk ini, tapi untuk persiapan tidak apa-apa. tentunya tidak selamanya wanita dan pria hidup sendiri sendiri. suatu saat nanti akan ada suatu chemestry yang bisa menggabungkan mereka berdua menjadi sebuah pasangan yang serasi yang akan dipanggil sebagai sebuah keluarga baru. sebelum masuk keranah keluarga otomatis ada yang namanya penjajakan, pendekatan dan pencarian informasiyang dibutuhkan agar jangan sampai salah pilih dan berakhir dijalan penyesalan. nah berbicara mengenai pasangan hidup, otomatis bagi mereka yang telah merasakanya, sebenarnya dalam hal membangun sebuah rumah tangga ini baiknya siapa yang memilih siapa yang nantinya berakibat kebaikan pada semuanya? apakah selamanya sang wanita hanya duduk diam menunggu dikeker oleh sang pejantan tangguh, serta tak boleh sedikitpun bergerak untuk mencari sosok yang ia dambakan? ataukah sang pejantan tangguhlah yang selalu membuka jalan dan itu harus hukumnya? memang tidak dipungkiri saat ini seiring perkembangan jaman, kaum hawa pun memiliki derajat yang sama dalam menentukan siapa yang akan ia pilih dan temani untuk menghabiskan sisa hidupnya tapi masalahnya terkadang sebagian orang beranggapan bahwa sipat kaum hawa yang seperti ini malah membawa aroma yang negatif dimata sebagian orang. mereka menganggap bahwa cewek atau wanita yang seperti ini terlalu attraktif dan malah sebuah sinyal yang kurang bagus kelak. mungkin inilah persepsi tradisioanl yang terbawa kejaman modern ini. seperti pernyataan Jhon Lock bahwa sesuatu yang baru tetap sulit diterima tanpa alasan, hal ini dikarenakan hal baru tersebut belum terbiasa.  berarti nasib wanita dalam konteks diskusi ini harus ditentukan oleh kaum adam dong? pria memang kelak memiliki derajat yang lebi tinggi dalam sebuah keluarga dibandingkan wanita, tapi itu bukan berarti dalam segala hal terutama pemilihan pasangan ditentukan semuanya oleh lelaki tapi lebik pada saling memilih, tapi mungkin awalanya pria lah yang memulai. sementara tak berarti bahwa jika sang pria sudah menetukan pilihan pada seorang wanita maka wanita tersebut harus menerimanya , tidak. disinilah saya kira waktu si wanita menentukan pilhanya. jika ia mau berarti ia juga bisa memilih tapi bila ia tak mau itu juga pilihanya. jadinya fair bukan. semua itu hasil pemikiran saya saja yang bekum membuahkan kebenaran, bagaimana menurut anda salam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline