Lihat ke Halaman Asli

Shakespeare: Curang!!!!

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_272727" align="alignleft" width="225" caption="illustrasi google.com"][/caption]

Pernah bertaruh dengan orang lain??? Saya yakin anda pasti pernah, maaf kalau belum pernah memang. Bagaimana rasanya bila anda kalah dalam sebuah taruhan yang jumlahnya tidak sedikit?merasa kecil hati dan rugi bukan. Bagi yang mereka yang berpikiran bagus tentunya kekalahan dalam bertaruh adalah sebuah kewajaran dan tak perlu ditanggapi dengan serius. Nah bagaimana dengan yang tidak? Saya yakin bila ada orang yang merasakan pahitnya sebuah kekalahan atau belum siap menerimanya akan berusaha untuk melakukan apa saja yang penting menang dalam taruhan, kecurangan dan ketidakjujuran akan dijalankan demi mencapai missi yaiitu sebuah kemenangan palsu.

Jauh dialam nyata, ada sebuah kerajaan yang dikuasai oleh seorang raja yang bernama Cymbeline. Beliau memiliki seorang istri yang tak setia padanya. Awalnya sang raja memiliki istri yang sangat baik tapi entah kenapa ia meninggal dunia dan karena itulah sang raja menikah dengan seorang wanita lagi. Semua terlihat baik-baik saja tapi diakhir cerita didapat sebuah fakta baru bahwa si wanita tadi menikahi si raja hanya untuk mengambil posisi berharga itu saja (tahta) untuk si anak yang bernama Cloten. Tapi lagi-lagi kebenaran selalu menang walau pada awalnya sangatlah sulit menemukanya.

Si sisi lain seorang prajurit bernama Iachimo sedang berjada didaerah yang telah diperintahkan sang raja pada mereka. nah untuk menambah pemasukan mereka mengadakan sebuah taruhan. Taruhan ini sebenarnya diakibatkan oleh rasa kesalutan Posthumus terhadap istrinya yang tinggal di Inggris. Ia mengatakan bahwa selain cantik sang istri juga setia dan tak ada rasa ragu yang ia berikan padanya. Merasa penasaran, si Iachimo mengajak taruhan dengan si Posthumus bahwa si istri tidak seperti yang diceritakan si Posthumus padanya. Setelah deal dengan taruhanya, Iachimo pun berangkat ke Inggris menemui Imogen, istri dari Posthumus. Pada awalnya si Iachimo sadar bahwa semua yang Posthumus katakan adalah benar bahwa ia memang benar-benar setia, tapi lagi-lagi karena tak mau kalah, tak mau materi berpindah tangan keorang lain akhirnya kecuranganpun dijalani. Salah satunya adalah dengan mengitip tanda lahir sang istri dan mencuri kalung pemberian suaminya. Mengetahui perihal kabar sang istri yang tak setia lagi dari Iachimo plus bukti-bukti kebenaranya, sang suami jatuh dalam sebuah penyesalan dan mempersiapkan sebuah cara ampuh untuk membunuh sang istri sebagai balasan atas ketidaksetianya.

Belarius adalah seorang prajurit tua yang dicampakkan oleh sang raja akibat pemihakanya terhadap musuh sang raja. Merasa kecewa dan tak terima dengan perlakukan raja, ia menculik dua orang anak raja yang masih bayi yang kelak akan menjadi pemegang tahta kerajaaan. Setelah kedua anak tersebut tumbuh besar Belarius tetap mempertahankan bahwa ia adalah ayah sah dari mereka. hingga pada suatu hari ketika peperangan berkobar dan Belarius bertemu dengan sang raja yang berujung pada pengakuanya perihal status aslinya.

Ketiga potongan cerita tersebut diatas memang mendeskripsikan bagaimana sebuah kecurangan terjadi dalam kehidupan manusia. Satu yang pasti dari tindakan ini adalah untuk tercapainya sebuah tujuan pribadi yang membuat pelakunya puas walaupun jalan yang ia jalani tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

Tiga illustrasi singkat yang saya berikan diatas adalah potongan-potongan sebuah drama yang berjudul Cymbeline. Drama ini adalah salah satu dari ratusan karya yang di ciptakan oleh William Shakespeare. Banyak tema yang diusung oleh sang penulis diselipkan dalam setiap karyanya, tidak hanya cinta dan perselisihan tapi bisa juga sebuah Fraud, pengampunan, supernatural dan masih banyak lagi. Mungkin saja atau mungkin saja tidak bahwa tema yang dideskripsikan si penulis pada saat itu (kecurangan) adalah hal yang sedang-hot-hotnya terjadi di masa kehidupan sang penulis. Apakah itu berarti bahwa tema seperti ini tidak terjadi sekarang lagi dalam dunia nyata atau memang masih ada banyak berkeliaran disekitar kita atau akan masih terjadi??

Soal jawabanya saya kira anda lebih tahu..

Salam,

William Shakespeare, Cymbeline.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline