Lihat ke Halaman Asli

Benar Ini Memicu Emosi Supir??

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_246773" align="alignleft" width="300" caption="illustrasi google.com"][/caption]

Dimata saya supir adalah sebuah pekerjaan yang terhormat, bukan karena kebanyakan keluarga saya hidup dari bidang ini tapi karena kebaikanya kepada setiap orang (penumpang) lewat jasanya mengantar mereka dari satu tempat ketempat yang lainya. Walaupun ada unsur balas jasa disana ( simbiosisme mutualisme) tapi tetap saja mereka layak untuk diacungi jempol. Anda setuju? Ya udah kalu nggak setuju. Nggak apa-apa. cerita lanjut terus kok.

Nah supir tentunya sama dengan kita yang kebetulan bekerja pada bidang lain, mereka pasti punya sisi kebahagian, kesedihan dan emosi. Nah saya ambil salah satu dari ketiga sisi itu,Yaitu sisi yang ketiga, tepatnya masalah emosi.

Tahukah anda kapan saatnya sang supir merasa emosi hingga tidak secara langsung berimbas pada penumpang. Ini hanyalah berdasarkan pengamatan sepintas semata saja yang dilakukan secara acak oleh penulis. Kapan saatnya mereka emosi?

Yang pertama adalah kosongnya penumpang. Penumpang adalah ladang duit bagi mereka jadi kosong penumpang kosong duit pula. Emosi pun sangat rentan disituasi ini. Saya kira ini tidak berlaku pada mereka saja tapi hampir setiap jenis pekerjaan pasti agak kesal yang berubah jadi emosi bila si kertas berharga ini tak ada.

Yang kedua adalah disaat sang supir mengetahui bahwa ia di engge (istilah saya saja). Di engge maksudnya bis yang ada di giliran terdepan menghabis-habiskan banyak waktunya dengan cara melambat-lambatkan laju bisnya. Tujuanya tentunya mendapatkan penumpang sebanyak mungkin.Nah apabila bis yang segolongan (se-PO) yang kebetulan berada dibelakangnya mengetahui ini pasti secara langsung membuat supir naik darah. Mereka merasa dibodohin kalau seperti ini.

Yang ketiga adalah ketika ada bis lain yang jelas-jelas mengambil penumpang di depan mata supir. Hal ini biasanya terjadi pada bis yang memiliki trayek yang sama tapi beda PO (perusahaan). Yakin pasti supir emosi apalagi penumpang pas lagi kosong..siap-siap pegangan yang erat-erat.

Yang keempat adalah ketika sang supir dipaksa memberhentikan lajunya padahal ia baru saja menyalip mobil lain. Dengan kata lain ketika ada penumpang hendak turun sesaat supir menyalip yang lain. Situasi seperti ini sering menimbulkan bahaya, makanya perhatikan posisi supir ketika anda mau turun apakah dia mau menyalip atau tidak, jika mau menyalip….Ikut saja pir!!!. Kalau tidak, siap-siapkan saja kaki anda karena anda akan turun jauh dari tempat yang anda inginkan.

Dan yang terkahir setelah sang pak polisi menilang pak supir itu. Dengan alas an yang mengada-adalah… kebut-kebutan, belum jamnya lewat sini, dll.

Ada banyak lagi alasan mengapa pak supir emosi, tapi inilah yang bisa saya berikan pada anda semua semoga bermanfaat. Oh hampir lupa. Apa akibat emosi pak supir ini. Akibatnya tidak jauh-jauh pasti anda akan sesegera mungkin sampai di tempat tujuan anda tapi syaratnya adalah menyiapkan mental anda sebesar-besarnya karena akan ada manuver-manuver gila plus ajang Show off yang disajikan pada anda penumpangnya.

Salam bus mania,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline