Lihat ke Halaman Asli

Mitos Pamangus :Penculik Anak-Anak

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

teringat lagi masa anak-anak yang penuh dengan kegembiraan, permainan dan kebebasan. setiap hari dihabiskan dengan main-main tanpa henti. tak ada kegelisahan, was-was dan kesal. semuanya bagai hidup sehari. hari ini hanyalah untuk hari ini tidak perlu dibawa ke hari berikutnya. mungkin karena itulah anak-anak selalu tampil ceria.

ada satu hal yang membuat kami anak-anak pada jaman dahulu agak sedikit takut dan ngeri. ya karena sebuah istilah, Pamangus. istilah ini diperkenalkan oleh masing-masing orang tua kepada anak-anaknya yang masih berusia dibawah lima belas tahun. Pamangus yang kami kenal adalah sebuah nama panggilan bagi mereka yang sering menculik anak-anak untuk dijadikan tumbal. tumbal? ia benar sekali tumbal. menurut gosipnya pada jaman dahulu bila ada pembangunan jalan raya berkapasitas besar ataupun jembatan besar-besaran maka terlebih dahulu diadakan sebuah ritual yang mana dimaksudkan untuk mempermudah jalanya aktifitas pembangunan ini. ada juga yang beranggapan bahwa ritual itu adalah untuk menyenangkan hati para mahluk-mahluk halus, supaya mereka tidak mengganggu dalam proses pembangunan. benar atau tidaknya cerita orang tua kami itu membuat kami semakin was-was saja pada setiap orang yang baru kami kenal.

yang namanya anak-anak akan sangat senang bila diberikan sebuah hadiah, hingga si anak mau diajak kemana saja oleh orang asing tadi padahal hadiah itu hanyalah sebuah jebakan. begitulah kira-kira cerita yang diberikan orang tua saya padaku menyoal tentang cara kerja pamangus ini. berhasil dengan triknya maka pamangus akan segera membawa si anak lebih jauh dari tempat si anak tinggal. terlepas benar atau tidaknya info ini, pasti ada jawaban untuk setiap alasan ini karena selama saya kecil belum pernah saya dengar ada anak-anak yang hilang.

pertanyaan selanjutnya apakah istilah pamangus ini masih ada, secara cerita yang saya utaran kan diatas terjadi sekitar tujuh belas tahun yang lalu?. menurut saya penomena ini masih ada, dan jauh lebih nyata lagi. hanya saja seiring dengan perkembangan jaman maka istilahnya pun berganti nama pula.

sekarang ini kita mengenal yang namanya perdagangan anak-anak/ trafficking of children. istilah ini sebenarnya sama saja dengan pamangus. dimana seorang anak kemungkinanaya dipisahkan dari orang tuanya atau bahasa kasarnya diculik. penculikan ini tentunya ada buntutnya. berbeda dengan pamangus tadi perdagangan/penculikan anak-anak memiliki tujuan yang beragam. sebagaian dari mereka akan dijadikan sebagai pekerja. sebagian lagi akan disuruh mengemis dan sebagian lagi mungkin akan disuruh berkecimpung dalam dunia malam dan ada pula yang sampai dibunuh untuk mendapatkan organ-organ tubuhnya tentunya yang nantinya akan di perjual belikan pada orang yang membutuhkanya.

bila dilihat dari goalnya ini, maka sudah jelas bukan bahwa perdagangan dan penculikan anak-anak ini memiliki sindikat yang terorganisir. ada yang bertindak sebagai boss, kidnapper  dan lainya. sungguh ironis memang tapi inilah kenyataan hidup yang harus kita jalani. tentunya kita tidak ingin bukan dijauhkan dan dipisahkan dari salah satu dari anggota keluarga kita. mungkin untuk mengantisipasi hal-hal seperti inilah para orang tua rela menakut-nakuti anaknya dan menasehati mereka betapa berbahayanya berbicara pada orang asing. ini semua dilakukan orang tua semata-mata untuk melindungi kita dan menjauhkan kita dari segala macam bahaya sekaligus sebagai bentuk kasih sayang mereka pada kita anak-anaknya. begitu pulalah mungkin yang dilakukan oleh orang tua kami puluhan tahun yang lalu dengan memberikan sebuah statement yang negatif untuk hasil yang positif yaitu melindungi kami.

salam,




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline