Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana is More than Drug

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Ampun saya dengan jejaringan social yang satu ini. Eksistensinya di dunia peronline sangat signifikan dan dicari cari oleh hampir setiap orang di Negara kita ini bahkan yang diluar juga ikut bergabung disini. Kalau tidak salah kemarin saya membaca sebuah postingan teman kompasianer yang saya lupa namanya mengatakan bahwa kompasiana telah menjadi salah satu dari sekian media online terbesar di Indonesia. Waw. Salut. Apa tentunya yang membuat media ini menjadi well known?. Kalau menurut saya ini dikarenakan media ini memiliki kwantitas pengguna dan pengunjung yang banyak sekali etiap harinya. Makanya kadang saya kasian karena media ini sering dikeroyokin..he.he. makanya tidak salah jika saya mengatakan bahwa kompasiana ini lebih dari narkoba.

Narkoba pada dasarnya digunakan dalam dunia medis untuk berbagai kepentingan. Tapi karena maraknya orang yang menyalahgunakan narkoba ini dan menggunakanya melebihi takaran yang seharusnya menyebabkan benda ini dilarang dan illegal. Selain berkempatan untuk merusak tubuh penggunaya, barang ini tentunya membuat si penggunaya menjadi ketagihan. Akibatnya si pengguna harus mencari benda ini setiap harinya, bila ia tidak mendapatkanya maka tindak kejahatan adalah jalan akhirnya dari semuanya.

Begitu juga dengan Kompasiana, Layaknya narkoba yang memberikan rasa ketagihan pada penggunaya, media ini malah memberikan zat addiktif yang lebih. Di sini para pengunjung tidak hanya ketagihan untuk sekedar membaca tulisan-tulisan yang terpampang, bahkan di persuade, ditarik untuk tidak sekedar menjadi pengunjung saja, tapi sekaligus menjadi seorang pengguna tetap (kompasianer maksudnya). Gratis lagi plus sambutan hangat yang selalu diberikan Tuan rumahnya.

Rasa penasaran yang besar adalah salah satu trik yang diberikan media ini lewat kebebasan tulisan yang di bisa di masukkan di media ini. Silahkan mau curhat, siap di terima. Setelah itu (registrasi) kita pun dipaksa secara halus untuk menciptakan sebuah tulisan yang nantinya di pasang di rumah ini. Akibat akhirnya adalah tak merasa lengkap bila belum membuka, membaca, mengkomen dan mempublish tulisan disini setiap harinya.

Ini jugalah yang saya rasakan terhadap kompasiana ini. Ketagihanku yang teramat sangat membawa kau kelevel yang tertinggi.makanya kompasiana bisa disandingkan dengan drug tapi drug masih anak bawangnya. Biasanya jika ingin ngedrug paling sekali sehari tapi kalau ngekompasiana puluhan kali sehari. astaga gawat ini….kalau memang seperti itu, pemerintah juga seharusnya membuat papan reklame yang dipampang disetiap sudut jalan dengan pesan singkat dibawahnnya “Say No To Kompasiana”. Ha..ha aya2 wae.

Salam kompasiana,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline