Lihat ke Halaman Asli

Serahkan Keselamatanmu Pada Supir!! Pra Mudik

Diperbarui: 13 Juli 2015   14:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Terkagum-kagum saya dibuat kehebatan mereka. Dikatakan supir lintas dikarenakan jarak tempuh sang supir yang sangat jauh, membutuhkan beberapa hari supaya sampai di tujuan. Mereka bergerak dari satu propinsi ke propinsi lain atau bahkan dari satu pulau ke pulau lain. Supir lintas bisa dikategorikan menjadi dua jenis berdasarkan jenis transportasi yang dibawanya. Yang pertama adalah supir lintas untuk bis. Yang mempokuskan pada penumpang dan yang kedua supir lintas truk yang pokus pada barang. Tapi yang paling menarik adalah supir bis. Mengapa? Karena mereka nonstop. Sementar truk bisa berhenti di rumah makan dan menginap disana hingga keesokan harinya.

Tidak dipungkiri memang sebagian orang memandang miring mereka tapi bagaimanalah inilah hidup. Ada pro dan kontra. Ada suka, ada benci. Jadi setiap orang memang memiliki pandangan yang berbeda. Tanpa kita sadari, kehadiran mereka membuat hidup kita lebih mudah.

Sudah menjadi rutinitasku untuk pulang kampong setiap tahunya. Dan angkutan pilihan saya adalah bis. Kalu pesawat..takut kantung saya bocor..he..he Broke.,..biasanya saya memilih duduk di depan dekat dengan supir, agar saya bisa melihat manuver-manuver keren, salip-menyalip yang dilakukan sang supir. Kadang kalo diperhatikan supir-supir lintas ini bagaikan pembalap formula one saja. Patas terus!!, bagaikan jalan tanpa belokan.apalagi malam , semua penghuni jalanan terlewati dan memilih menyingkir dari pada berurusan dengan si Merci, Volvo atau Hino..

Banyak hal yang membuatku kagum pada supir-supir lintas ini. Salah satunya adalah jarak tempuh perjalananya. Contohnya saja bila saya pulkam biasaanya memakan waktu dua hari dua malam perjalanaan. Coba anda bayangkan bisa nggak anda mengemudi selama itu? Memang sih mereka ada supir dua, jadi mereka bisa bergantian. Mengemudi tidak hanya memakai mata untuk melihat, tangan untuk stir dan parsineleng dan kaki untuk rem, klose dan gas, tapi juga memakai semuanya. Dibutuhkan perhitungan yang tinggi ketika mereka hendak menyalip, berbelok, dibutuhkan kesigapan dan kejelian. Contohnya ketika mobil didepan tiba tiba berhenti dan kesigapan memasang lampu sen atau lampu kota. Diatas semuanya itu dibutukan kesadaran penuh akan tanggung jawab yang besar untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan para penumpang hingga sampai pada tujuan. Saya ingat kata-kata teman saya, “menjadi penumpang berarti menyerahkan dan mempercayakan keselamatan kita pada pengemudi, supir” wah benar banget tuh… kalau kita telaah tentunya menjadi supir dibutuhkan super tanggung jawab besar dong.

Bukanya berterimakasih, kadang sebagian penumpang tak segan segan komplain. Yah maklumlah ada bisnis didalamnya. Jadi wajar-wajar saja. Dibawa kebut, ada penumpang yang jantungan, dibawa pelan banyak yang bersungut-sungut. Susah deh pokoknya. Belum lagi bajing loncat yang sering beroperasi didaerah daerah kosong yang mungkin merusak dan mengganggu jalanya perjalanan. dan masih banyak lagi tentunya senang dan duka menjadi supir lintas jadi bukan hanya sekedar gas dan rem saja….

Ha..ha terima kasih....ayo buk///mana??? medan....

Salam lintas,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline