Lihat ke Halaman Asli

Bermain di Alam Bebas

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seluruh alam ini adalah anugerah dari Tuhan. Anugerah dariNya ini mempunyai banyak sekali manfaat. Tidak ada salahnya kita pergunakan untuk hal-hal yang mempunyai manfaat lebih. Alam juga merupakan sumber belajar secara langsung yang mampu menggantikan sumber belajar lain yaitu buku dan lain sebagainya. Anak usia dini tepatnya usia 3-6 tahun, merupakan masa yang tepat untuk lebih mengenalkan diri dengan alam sekitarnya. Bermain di alam bebas akan membebaskan anak untuk berekspresi dalam mengembangkan potensinya. Guru di sini tetap memberikan pengawasan agar anak juga tidak merusak alam yang ada di sekitarnya. Anak dibimbing untuk selalu menjaga lingkungan serta mencintai alam sekitar. Memanfaatkan alam sekitar sebagai wahana belajar bagi anak, menjadikan sekolah itu sebagai sesuatu yang lebih disukai anak khususnya anak usia dini. Dengan pohon-pohon yang rindang, taman-taman yang indah, dan juga dilengkapi permainan-permainan seperti seluncur, ayunan dan sebagainya. Segala sesuatunya terbuat dari alam. Tidak ada ruang kelas, tetapi sebuah gazebo-gazebo sebagai tempat untuk anak mengekspresikan diri yang terbagi dalam sentra-sentra. Pada gazebo tersebut akan menjadi sentra-sentra atau pusat pembelajaran untuk anak. Diantaranya sentra bermain, sentra seni, sentra religi, sentra balok, dan sentra persiapan. banyak sekali manfaat yang akan diberikan alam untuk kita. Selain anak lebih bebas dalam bermain, juga akan menjadikan anak jauh dari yang namanya polusi udara.

Dalam bermain, anak tidak harus menggunakan permainan seperti yang ada di luar negeri, anak juga bisa memanfaatkan permainan tradisional seperti permainan engklek, cublak-cublak suweng dan lain sebagainya. Permainan tradisional ini juga mampu menjadi sarana anak untuk mengembangkan segala aspek perkembangan sang anak. Di paud ini, anak tidak harus dituntut untuk menjadi pintar, anak tidak harus dituntut untuk menguasai segala pengetahuan. Tapi anak disini diantarkan untuk menyiapkan diri menuju pendidikan formal. Tanpa harus menggunakan buku sebagai sumber, dengan alampun anak-anak mampu memperlajari semuanya secara tidak langung. Misalnya untuk mengamati semua pohon, bagaimana bentuk daun pohon itu, bagaimana bentuk dari buah di pohon itu. Semuanya akan terlihat lebih jelas tanpa harus membuat anak tersebut mengangan-angan di kepala. Karena itu akan menyusahkan anak, dan anak akan menjadi bosan dengan kegiatan membayangkan sesuatu yang seharusnya sudah dapat dilihat secara nyata. Karena pada masa usia dini ini anak hanya mampu melihat hal-hal yang konkret atau nyata.

Dengan membawa anak-anak kealam bebas sejak dini berarti mengajarkan serta membiasakan anak sejak dini untuk mencintai alam, sehingga anak akan selalu menjaga alam secara tidak langsung. Selain anak akan secara alami dapat mengembangkan kemampuannya, anak juga akan mendapatkan pengetahuan secara tidak langsung. Anak juga perlu untuk melestarikan budaya yang ada dilingkungannya. Misalnya didaerah jawa timur sendiri, ketika anak pada masa mengembangkan kemampuan berbahasanya, anak dapat dibiasakan untuk berbicara bahasa jawa halus atau biasa disebut karma inggil. Karena pada bahasa jawa ini sangat dibiasakan berbicara lebih sopan kepada yang lebih tua. Seperti kata-kata “injih, mboten, dalem” seperti itulah bahasa jawa yang halus. Selain dapat membudidayakan kebiasaan dilingkungan sekitar, anak juga dapat dilatih untuk selalu bersikap sopan kepada yang lebih tua. Sedikit coretan dari saya ini semoga bermanfaat. Wassalamu’alaikum…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline