Lihat ke Halaman Asli

Elit Demokrat Panik, Terbukti dalam Rangka Rersiapan Pemilu

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilu 2014 yang sudah di ambang mata, hampir semua partai politik peserta pemilu sudah berancang-ancang dan mempersiapkan Daftar Calon Tetap (DCT) Legislatif, baik DPR, DPRD Tingkat I maupun DPRD Tingkat II.
Namun untuk Partai Demokrat masih terganjal terkait tanda tangan Ketua Umum yang akan menandatangani DCT tersebut.
Pasalnya Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum telah mengundurkan diri pasca penetapan tersangka oleh KPK pada beberapa waktu lalu.

Praktis DCT Partai Demokrat tidak bisa dikirimkan ke KPU karena harus ada tanda tangan Ketua Umum.
Sedangkan dalam AD/ART Partai Demokrat tidak dikenal dengan istilah pejabat sementara, bila sang Ketua Umum tidak ada.
Sementara itu,mantan Ketua DPC Partai Demokrat Cilacap, Jawa Tengah, Tri  Dianto, dari pantauan beberapa media beberapa kali terlihat berganti status BlackBerry (BB).
Berikut beberapa status BB Tri Dianto yang menggambarkan kekalutan elit Partai Demokrat.
"Elit Demokrat kelihatan panik mau KLB takut kalah, kasian deh lo".
Lalu dalam hitungan detik,Tri Dianto yang dikenal ceplas-ceplos ini berganti status.
"Elit Demoktrat panik mau KLB
takut kalah nda KLB serba salah".
Saat ditanyakan
melalui pesan BlackBerry Messengger,Tri Dianto kembali menegaskan bahwa saat ini Partai Demokrat panik, karena untuk menandatangani
DCT tidak boleh dilakukan oleh PLT, karena melanggar AD/ART."Elit Demokrat panik mau KLB takut kalah, nda KLB serba salah,
mau nunjuk PLT melanggar AD/ART. Semua kepanikan itu
bisa dirasakan karena untuk tanda tangan DCT harus ada tanda tangan Ketua Umum dan Sekjen,"tegasnya.
Tri juga berjanji siap memberikan keterangan pers
kepada wartawan
mengenai KLB yang menurutnya
didesak oleh
beberapa kalangan Partai Demokrat, namun
elit Partai tidak berani mengambil sikap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline