Lihat ke Halaman Asli

Patung Lele Bakar di Bekasi

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Patung Lele dulu ada di tengah kota Bekasi. Keberadaannya jadi penunjuk jalan yang favoritkarena berada di tengah jalan dan patungnya besar. Patung Lele ada di antara Stasiun Kereta Api, Mesjid terbesar di Bekasi, Rumah Sakit Umum Daerah juga Polres Bekasi.

Patung Lele sebenarnya berbentuk ikan Lele dan buah Kecapi, tetapi lebih dikenal dengan sebutan Patung Lele. Patung ini dibangun pada masa jabatan Bupati Moch. Djamhari sekitar tahun 1995 dan akan dijadikan trademark kota Bekasi. Jadilah Patung Lele dan buah Kecapi menghias kota selama tujuh tahun.
Rupanya keinginan yang baik dari Bupati belum tentu baik juga bagi rakyatnya. Sebagian masyarakat Bekasi terutama yang bergabung dalam Badan Kekeluargaan Masyarakat Bekasi (BKMB) dan yang salah satu ketuanya adalah Muchtadi Mochtar, merasa Patung Lele dan Kecapi tidak mencerminkan masyarakat Bekasi.

Lele memang banyak di Bekasi karena Bekasi punya banyak sungai dan salah satu yang panjang dan terkenal adalah Kali Malang. Menurut mereka Lele bukan lah lambang yang bagus karena Lele adalah binatang yang ‘rakus dan pemakan segala’ yang ada di dekatnya, harganya pun murah. Buah Kecapi juga banyak di Bekasi, hampir tiap kebun di Bekasi pasti ada pohon Kecapi, tapi harganya juga murah. Intinya Lele dan Kecapi tidak mencerminkan masyarakat Bekasi. Patung Lele dan Kecapi ditolak oleh masyarakat Bekasi.

Protes dilayangkan oleh Pengurus BKMB kepada Bapak Moch. Djamhari, Bupati Bekasi, tetapi tidak ditanggapi, akhirnya protes ditujukan kepada Bapak Nonon Sonthani, Walikota Bekasi. Turun juga surat keputusannya tertanggal 25 Februari 2001 agar Patung Lele dibongkar. Walaupun sudah ada perintah pembongkaran, patung yang meresahkan itu tidak juga dibongkar.Biasanya kalau tidak disukai, patung akan dibongkar seperti patung Sadam Hussein di Irak atau dipindahkan seperti patung Barrack Hussein Obama semasa kecil di Taman Menteng.

Salah seorang pengurus BKBM bernama Damin Sada dan saat itu masih berstatus sebagai Kepala Desa Sri Jaya, kecamatan Tambun punya ide lain. Bersama masyakarat Bekasi yang sudah tidak sabar karena Sang Lele belum juga ‘turun tahta’ maka padahari Kamis tanggal 24April 2002, Damin Sada datang ke Patung Lele setelah apel akbar di Stadion Olah Raga Bekasi dan … membakarnya.

Sekarang Patung Lele sudah berganti dengan jam besar dan penyangganya yang besar khusus untuk space iklan tapi sekarang bertuliskan “space available”.

Orang di Bekasi biasanya kalau memberitahu lokasi RSUD, kantor Polres, Mesjid besar atau Stasiun kereta, selalu bilang “RSUD Bekasi ada di kanan atau ada di kiri Patung Lele”, begitu juga kalau orang ingin bikin SIM di Polres, ke Mesjid atau ingin ke stasiun kereta api, pasti petunjuknya Patung Lele.

Nah, kalau Anda baru datang ke Bekasi lalu mau ke RSUD dan diberi patokan Patung Lele, bisa-bisa Anda mengelilingi kota Bekasi, mencari Patung Lele khayalan.

Berlaku kah peribahasa … malu bertanya sesat di jalan? Sudah bertanya tetap tersesat juga.

Patung Lele dan Kecapi sudah tinggal kenangan, tetapi namanya sudah terlanjur melekat di hati sebagian masyarakat Bekasi.

Patung Lele dibenci tapi dirindu.

SUMBER TULISAN

1.http://www.sinarharapan.co.id/berita/0204/29/jab04.html

2.http://www.vavai.com/blog/index.php?/archives/458-Landmark-Kota-Bekasi-Extra-Joss.html

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline