Lihat ke Halaman Asli

Moderenisasi Pertanian: Smart Farming Precision Agriculture 4.0

Diperbarui: 30 Juni 2021   15:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Moderenisasi Pertanian (ausgrainsconf.com)

Selamat datang di Revolusi Industri 4.0 !!

Perkembangan industri di Indonesia memasuki tahap baru, semua industri berlomba-lomba menggunakan teknologi yang menjadi ciri khas dari revolusi industri tersebut. 

Untuk lebih mudah memahami Revolusi Industri 4.0 ini  cukup memahami kunci utamanya yaitu berbasis jaringan internet. Jaringan internet ini akan terintegrasi atau terhubung dengan mesin atau perangkat, karena menggunakan jaringan internet sebagai penghubung maka secara otomatis untuk mengoperasikan mesin atau perangkat tersebut dapat dilakukan secara jarak jauh.

Revolusi 4.0 pada bidang pertanian menerapkan metode "Smart Farming Precision Agriculture". Sebelum jauh membahas implementasinya dilapang mari mengenal metode tersebut. Secara garis besar metode ini terbagi menjadi 2 garis besar yaitu smart farming dan precision agriculture

a. Smart farming (pertanian pintar) yaitu penggunaan platform yang dikonektivitaskan dengan perangkat teknologi (contoh : tablet dan handphone) dalam pengumpulkan informasi (contoh : status hara tanah, kelembaban udara, kondisi cuaca dsb) yang diperoleh dari lapang dari perangkat yang ditanamkan pada lahan pertanian.

b. Precision Agriculture (pertanian presisi) lebih kepada penggunaan input berupa pestisida dan pupuk sesuai kebutuhan berdasarkan informasi olahan data pada tablet sehingga tidak ada kelebihan dalam dosis pengaplikasiannya karena dipenuhi berdasarkan kekurangannya. Dampak baik yang ditimbulkan pada pengaplikasian pupuk atau pestisida sesuai kebutuhan akan menjaga kesehatan dan kelestarian tanah, optimalisasi penggunaan input dan saving cost.

Dalam prakteknya dilapang metode smart farming precision agriculture ini menggabungkan antara platform berbasis IoT dengan alat dan mesin pertanian (alsintan). Tentunya agar hal tersebut selaras alat produksi pertanian tidak lagi dioperasikan secara konvensional namun dikendalikan dengan teknologi, oleh karena itu alsintan harus ditingkatkan atau di-upgrade.

Upgrading alat pertanian disini dapat berupa penggabungan 2 perangkat yang dirakit berdasarkan kebutuhan atau penambahan teknologi pada suatu perangkat (contoh : penambahan sensor, GPS, wifi dsb) sehingga kompatibel dengan platform yang sesuai. 

Kementrian Pertanian melalui Balitbangtan sangat menggenjot pembaharuan teknologi alsintan ini mengingat Alsintan merupakan hal yang sangat vital. Untuk lebih memperjelas bagaimana pembaharuan teknologi alsintan tersebut, mari kita simak contoh keberhasilan Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BPP Mektan) dalam peluncuran alsintan didalam workshopnya.

1.  Sprayer Drone

http://www.suarakarya.id

Sprayer Drone merupakan alat yang menggabungkan 1 teknologi dan 1 metode aplikasi, yaitu drone (pesawat tanpa awak) dan folliar application (pemupukan lewat daun). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline