Lihat ke Halaman Asli

Meita Eryanti

TERVERIFIKASI

Penjual buku di IG @bukumee

Hijrah Nggak Perlu ke Mana-mana

Diperbarui: 24 Oktober 2019   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

buku Hijrah Jangan Jauh-jauh, Nanti Nyasar! (dokumentasi pribadi)

"Eh, aku mau tanya deh," kataku pada seorang teman. "kamu mau pindah rumah, kah?"

"Hah? Siapa yang bilang?" tanya temanku balik.

"Facebook," jawabku. "Aku lihat di beranda Facebook ada tulisan 'She mengomentari postingan ini' terus di bawahnya aku lihat kamu komentar tertarik buat beli rumah di perumahan syariah."

"Oh, ya tertarik doank masak nggak boleh sih?" sahutnya sambil tertawa. "Aku ngerasa sekarang ada jarak sama tetangga-tetangga. Mungkin akan lebih baik kalau aku pindah di perumahan syariah yang semua penduduknya udah hijrah. Lagian perumahan syariah lebih berkah untuk ditinggali nggak sih?"

"Kamu emang yakin kalau semua orang yang beli rumah di perumahan syariah itu udah hijrah kayak kamu dan enggak akan ada orang yang nyebelin?" tanyaku.

"Harusnya, sih. Emang enggak?"

Aku mengangkat bahu.

"Yang pasti, aku sih nggak yakin kalau perumahan syariah akan berbeda dengan perumahan-perumahan mewah lainnya," jawabku.

Tiba-tiba aku teringat pada sampul buku terbaru dari Kalis Mardiasih yang Berjudul Hijrah Jangan Jauh-jauh, Nanti Nyasar! Ada 4 baris gambar dalam sampul itu. Baris pertama adalah orang yang melihat spanduk-spanduk produk halal, baris kedua adalah orang-orang yang ketakutan mendengar musik, baris ketiga orang yang sedang menonton ceramah di Youtube, dan terakhir adalah gambar orang yang melambaikan tangan pada teman-temannya.

Gambar di baris pertama ini yang aku ingat ketika melihat temanku tadi. Sedikit banyak, aku mengerti kondisi masyarakat tempat tinggalnya sekarang. Sebuah pemukiman yang dihuni oleh orang-orang kantoran. Mereka yang ketika akhir pekan berkumpul bersama keluarga dan kawannya bersenda gurau sambil ngomongin politik atau hal-hal yang enggak penting lainnya.

Wajar sih, kalau dalam proses berhijrahnya, dia kemudian menjadi berbeda dengan tetangga kanan kirinya secara pola pikir. Berbedaan tersebut termasuk juga perbedaan aliran politik. Tahukan bagaimana perilaku orang-orang yang berbeda politik hari ini? Mungkin itu yang kemudian membuat jarak dengan tetangga-tetangganya. Tapi, haruskah dia sampai pindah rumah?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline