Cerita bersambung ini diadaptasi dari naskah perrtunjukan Agus Noor berjudul Hakim Sarmin
Beberapa saat setelah dr. Putra menelpon seseorang, seorang perempuan yang mengenakan pakaian terusan berwarna putih-putih datang membawa map. Dia mengangguk pada Pak Walikota dan sekertarisnya sambil tersenyum lalu berdiri di dekat tempat duduk dr. Putra dan menyerahkan mapnya pada dr. Putra.
"Ini adalah Suster Tina," kata dr. Putra memperkenalkan perempuan yang menghampiri mereka tadi. "Suster Tina adalah kepala perawat di Unit Khusus Hakim Pusat Rehabilitasi ini."
Dr. Putra membuka map yang dibawakan oleh Suster Tina.
"Menurut laporan ini, semua kamar yang disediakan untuk Unit Khusus Hakim sudah penuh terisi," kata dr. Putra. "Begitu kan, Suster Tina?"
"Betul, Dok," kata Suster Tina mengiyakan pernyataan dr. Putra. "Perawat yang ada juga mulai kewalahan dengan banyaknya pasien. Kami butuh tambahan tenaga dan fasilitas."
"Intinya, fasilitas Pusat Rehabilitas perlu ditambah," kata dr. Putra menyampaikan kesimpulannya. "Saya tidak mau Pusat Rehabilitasi ini menjadi seperti lapas kita yang tak pernah diurus dengan baik. Karenanya, pembangunan Pusat Rehabilitasi ini adalah keharusan."
"Saat ini tidak mungkin, Dokter," kata Pak Walikota. "Pemerintah sedang melakukan pengetatan anggaran."
"DPRD juga belum tentu setuju..." gumam sekertaris.
Dr. Putra melihat Pak Walikota dan sekertarisnya dengan sinis.