"Gila, jalannya bisa luas gini yah?" seru Sophia ketika dia dan rombongan melewati Jalan Raya Babelan di Kabupaten Bekasi Utara. "Ini nih, baru namanya jalan raya."
Hendra tergelak mendengar komentar Sophia.
"Lo bakal lebih kaget kalo liat yang ada di depan," kata Hendra menuding ke depan dengan tangan kirinya. Tangan kanannya sibuk memegang kendali mobil.
Pagi ini pukul 6.00, pesawat yang ditumpangi Sophia dan Marchel, suaminya, mendarat dengan baik di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke Kota Bekasi dengan menumpang kereta bandara. Tujuan mereka adalah Pulau Harapan, sebuah pulau hasil reklamasi di utara Bekasi. Anggi dan Hendra, sepasang suami-istri kawan baik Sophia, menawarkan diri untuk menjemput dan mengantar mereka dari Stasiun Bekasi ke Pulau Harapan.
Sophia lahir dan tumbuh besar di Kota Bekasi. Orang tuanya dulu bekerja sebagai pegawai negeri di Pemerintahan Kota Bekasi. Setelah lulus kuliah di Universitas Indonesia, Sophia bekerja di sebuah perusahaan asing yang ada di Cikarang. Di perusahaan itulah Sophia bertemu dengan Marchel, yang merupakan konsultan hukum bisnis.
Setahun setelah Sophia dan Marchel menikah, orang tua Sophia mengalami kecelakaan yang merenggut nyawa keduanya. Setahun kemudian, tepatnya tahun 2018, Marchel dipindahtugaskan oleh perusahaan tempat dia bekerja ke kantor cabang di Bali. Sejak saat itu, Sophia sudah tidak pernah lagi menginjakkan kaki di Bekasi. Sophia akhirnya kembali lagi ke tanah Bekasi hari ini, setelah 15 tahun berlalu.
Anggi sangat antusias mendengar Sophia akan datang lagi ke Bekasi. Pada hari yang ditentukan, Anggi merajuk pada suaminya untuk mengambil cuti dan bersedia mengantarkan Sophia dan Marchel kemana pun mereka bepergian. Anggi ingin menebus 15 tahun yang dilaluinya tanpa Sophia meskipun mereka masih sering mengobrol di media sosial.
Anggi dan Hendra, asalnya mereka dari Bandung. Pada tahun 2010, Hendra yang bekerja di sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), ditugaskan untuk bekerja di daerah Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Untuk mengisi hari-harinya di Bekasi, Anggi membuka Taman Bermain dan Belajar bagi anak-anak yang belum sekolah di halaman rumah dinasnya. Dan Sophia, menjadi relawan yang datang seminggu sekali ke tempat Anggi.
Jam menunjukkan pukul 9.00 ketika mereka memasuki Jalan Raya Babelan. Banyak perubahan yang dilihat oleh Sophia selama perjalanan. Jalan Raya Babelan, dulu hanyalah jalan kecil jelek yang hampir selalu macet. Jalanan itu hanya bisa dilalui oleh 2 mobil dan bisa bertambah sempit bila di kanan atau kiri jalan orang sedang menggelar acara.
Lubang ada di sepanjang jalan akibat sering dilalui oleh truk-truk bermuatan penuh. Kini, jalan itu lebarnya cukup untuk dilalui 4 mobil dan mulus. Hampir seperti jalan toll. Kanan dan kiri jalan yang dulu masih ada sawah dan tanah lapang, hilang sama sekali diganti dengan bangunan. Kebanyakan adalah perumahan. Sisanya berupa toko dan gedung bertingkat.
"Ini orang sekarang ngantornya di Jababeka, Cikarang, ma Jakarta trus berumah disini yah?" tanya Sophia.