"Ma, minta uang donk," kata adikku saat aku dan ibuku sedang menyiapkan hidangan buka puasa di dapur. "Buat iuran. Karang taruna mau ada acara sahur on the road."
"Sahur on the road tu apa?" tanya ibuku.
"Itu lho, Ma, yang orang-orang sahur di jalanan. Trus bagi-bagi makanan sahur ke orang-orang," jawab adikku.
"Ngapain sih sahur di jalanan?" tanya ibuku.
"Sambil bagi-bagi makanan sahur ke orang-orang," jawab adikku.
"Orang-orangnya siapa?" tanya ibuku lagi.
"Yang ditemuin di jalanan," jawab adikku.
"Jalanan mana?" tanya ibuku lagi.
"Mama mau ngasih uang, gak?" tanya adikku ganti. Nada bicaranya lebih rendah dari sebelumnya. Nampaknya, adikku capek menjawab pertanyaan ibuku.
"Mama cuma pingin tau aja, siapa yang pada dibagiin makanan sahur itu," ujar ibuku dengan nada agak tinggi. "Ngapain bagi-bagi sahur di jalanan orang di kampung aja yang kekurangan juga ada."
"Aku gak tau, Ma," jawab adikku lagi. "Aku gak ikut rapat."