Lihat ke Halaman Asli

Meita Eryanti

TERVERIFIKASI

Penjual buku di IG @bukumee

Gudang Farmasi: Why are You So Annoying, Ma’am?

Diperbarui: 27 Oktober 2016   04:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini adalah cerita seorang mahasiswa profesi Apoteker yang sedang menjalani praktek kerja di sebuah rumah sakit swasta di kota Jogja. Ada yang tau apoteker? Ya kalau kalian tau nama yang dipasang pada papan apotek adalah nama seorang apoteker. Lainnya?

Profesi ini memang tidak populer, bahkan Ian MacKillop seorang apoteker di Inggris menulis di forum sebuah website di internet bahwa perlu ada tokoh superhero yang berprofesi sebagai apoteker untuk memperkenalkan profesi ini.

Walaupun tidak populer, bukan hal mudah untuk menyandang gelar apoteker. Pertama, kita harus lulus dulu menjadi sarjana farmasi dengan menghadapi bertumpuk laporan praktikum, berlembar-lembar tugas pribadi, dan banyak presentasi kelompok. Saking tidak mudahnya menjadi sarjana farmasi, ada artikel yang menyebutkan bahwa jurusan farmasi adalah jurusan kuliah paling sulit ke 3 di Indonesia setelah kedokteran dan matematika. Setelah menjadi sarjana farmasi, kita harus sekolah lagi dalam program studi profesi apoteker yang isinya adalah tutorial dan praktek kerja.

 ***

Ya ampun…. Akhirnya ada hari dimana aku ke rumah sakit cuma buat diskusi… Asyik… Biasanya, ada saja yang harus dilakukan bahkan sampai membuat aku menginap di rumah sakit.

Hari ini aku bangun pagi dengan semangat. Di stase gudang farmasi, kami sudah melalui semua bagian di gudang farmasi. Di pemesanan, penerimaan, penyimpanan, produksi, bahkan sampai di gas medis tetapi kami masih ada 1 hari di stase ini dan kosooonnggg~

Bertugas di gudang farmasi jelas berbeda dengan di gudang sepatu. Setiap obat memiliki kualifikasinya sendiri-sendiri sehingga cara pemesanan obat setiap obatpun berbeda tergantung dari golongannya. Apakah obat itu narkotika, psikotropika, obat keras, bahan baku, atau alat kesehatan. Belum lagi kalau obat itu obat impor, prosedur pemesanannya akan jauh lebih panjang.

Dalam penerimaan barangpun tidak bisa sembarangan, kita harus memastikan kondisi obat yang diantarkan oleh kurir. Bukan hanya sekedar barangnya utuh dan dalam jumlah yang benar tetapi kami harus memastikan obat itu diantar dalam suhu yang sesuai dengan kriteria obatnya. Misalnya obat yang harus ada di suhu dingin seperti vaksin, maka harus dibawa oleh kurirnya menggunakan cooler box. Kalau tidak, kami terpaksa menolaknya karena suhu yang panas dapat merusak vaksin tersebut. Tentu kami tidak ingin memberikan obat rusak pada pasien.

Penyimpanan obatpun tidak bisa sembarangan. Mereka disimpan dalam suhu sesuai dengan kriterianya. Ada yang pada suhu dingin yaitu 2 – 8 C, suhu sejuk (8 – 15 C), dan suhu kamar terkendali yang dipasang pada 25 C karena kebanyakan persyaratan obat tidak boleh disimpan dalam suhu lebih dari 25 C. Juga harus memperhatikan bentuk sediaan obatnya apakah padatan (tablet, kapsul,, dan teman-temannya), apakah cair (misalnya sirup), ataukah gas.

Kata temen-temen sih, hari ini emang cuma dialokasikan untuk diskusi. Asyik… bisa lah ngerjain tugas yang lainnya dan pulang sebelum matahari terbenam, trus mampir ke kafe coklat buat minum coklat dingin yang enak. Aku beneran semangat membayangkan hidupku yang indah hari ini dan aku juga udah janjian sama temanku untuk minum coklat sambil ngobrol cantik di kafe.

Lalu tiba lah aku di rumah sakit dan berdiskusi dengan Bu Dita, apoteker penanggung jawab gudang farmasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline