Bukannya selalu punya masalah dengan benda yang punya banyak nama itu. Namun, aku sering menjadi bulan-bulanan orang bila menanyakan benda itu pada orang.
Ini kejadian saat aku masih bekerja di sebuah rumah sakit swasta di Tangerang.
Suatu pagi, aku dengan setumpuk dokumenku yang harus dipilah-pilah mencari alat bantu untuk merapikan dokumenku. Sehingga yang harusnya jadi satu mau aku satukan agar terpisah dengan yang lain.
“Mbak, jegrekan mana sih?” tanyaku pada asisten apoteker di ruangan itu. “Kayaknya kemarin kutaruh sini deh.”
“Jegrekan opo sih?” tanya si asisten apoteker kebingungan dengan logat jawanya.
“Itu lho, yang buat ngeklip ini.” Kataku sambil menunjukkan dokumenku.
“Klip ini?” tanya pegawai administrasi sambil menyodorkan penjepit kertas berukuran besar.
“Ih, bukan….” Kataku. “Yang ini….” Aku lalu memperagakan sedang menstaples dokumenku.
“Apaan sih?” tanya kurir apotek ikut-ikutan.
Aku lalu mulai frustasi menjelaskan benda yang aku cari pada orang-orang di sana. Orang-orang pun saling berpandangan mencoba menebak apa yang aku cari. Aku lalu duduk di kursi dan kulihat, barang yang aku cari tergeletak di tumpukan plastik di meja tempat orang-orang menyiapkan obat.
“Ini yang gue cari…” teriakku. “Ada di sini ternyata.”