Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke 9 WTO telahberakhirpadatanggal 7 Desember2013 denganmenghasilkankesepakatanperjanjian yang tercantumdalampaket Bali.Konferensi ini sempatharusdiundurpenutupannya yang seharusnyapadatanggal 6 Desember 2013 dikarenakanalotnyasuasanaperundingan yang membuat paradelegasiharusmelakukanlobi-lobi hinggadinihari.Kesepakatandi Bali inimembangkitkankembalisemangat perdagangan multilateral yang sejak WTO didirikantidakpernahmengalamikesepakatandanselalu terjadi kebuntuan.Kesepakatanperdagangan yang tertuangdalampaket Bali inimencakuptiga bidang yakinFasilitasPerdagangan, Pertanian,danKapasitas Negara Miskin (LDC). Pemerintah mengklaimbahwaketigapoinkesepakatantersebuttelahmengakomodirpermintaannegara berlembang, setelahsebelumnya India secarategasmenolakadanyaperjanjiandalam KTM 9 WTO inikarenatidakinginsubsidipertaniandiintervensiolehperjanjian WTO. Belakangan India melunakdengandisetujuinyapermintaan agar petanidisubsidi oleh pemerintah, strategiinikemudianmembuatkesepakatan Bali semakinmendapatlegitimasi untuk disetujui.SecararingkasisiperjanjianPaket Bali tersebutsebagaiberikut :
FasilitasPerdagangan, kesepakataniniadalahperjanjian yang memberipeluang ke padaswasta agar aruslogistikperdaganganbaikekspordanimpordapatberjalansecaraefisien sertamudahtanpahambatan. Artinyanegaratidakbanyakmengaturkelancaranarus logistic perdagangankarenasemuanyadapatditatasecarateraturmelaluiperanswasta, mereka akan membangunbanyakpelabuhan, fasilitaspenyimpananlogisitik yang dibangunsecara mandiri denganlebihmeminimalkanperandarinegaraataupunpemerintah.Perjanjiandibidang fasilitas perdaganganiniakanmelahirkanjumlahtenagakerjabarunamunbisadipastikansifatnyakontrakseperti (buruhpanggul, supirkontainer, satpampenyimpananlogistik, timer, pengatur kontainerdipelabuhan, dsb). Kesepakatanlain yang tertuangpadapoininiadalah penyederhanaanaturanuntukkelancaranaruslogistikbarangyaknidenganmengurangiserta mempelonggarberbagaiprasyaratpengirimanmaupunpenerimaanbarang. Agar lebih efisien makaprosesnyamenggunakan media internet, dimanademikelancaranaruslogistik barang tersebutsetiapnegarawajibmefasilitasiinformasidanpedaftaranarusbarangmelalui media internet.
Pertanian, disektoriniproseskesepakatannyacukupdramatis. Sebelumnya India menolakkerasbidanginidiagendakanmenjadiperjanjian multilateral karenanegaranya sangat kuatmensubsidipetaninya agar perannegarauntukmelindungirakyatnyabisaterjaminpenuh.Namunkarenabegitudinamisnyasuasanaperundinganakhirnya India melunakdanmensetujui perjanjianbidangpertanianini.Dalamkesepakatanpaket Bali, bidangpertaniandisepakati setelahmelaluikompromibahwanegaraberkembangdapatmemberikansubsidi kepada pertanian agar melindungiparapetanidariserbuanprodukpanganimpor.Negara berlembang dapatmemberikan tariff tinggiketikaadaprodukimpormasukkenegaranya, sementara negara maju pun diharuskanuntukmenerapkantarif yang rendah agar bisamenerimaproduk dari negaraberkembangsehinggainipeluangbagipetaniuntuklebihbanyakmemproduksi agar dapatmenjadieksportirdibidangpertanian.Permasalahannyaketikapasarbebasbenar-benar terjadiapakahtidakadastandarisasiprodukpertanian? Dan bagaimanaapabilaserbuanproduk impor yang memilikistandarisasibisadenganmudahmasukkepasar Indonesia?. Pertanyaan besarituharusdipikirkanolehpemerintahsebabkitatidakbisaanggapringankemajuan negara berkembanglainnyadalammengelolaproduksipertaniannya.Apalagipetanidi Indonesia khususnyaburuhtanimasih minim dalampengetahuanstandarisasitersebut.
KomitmenTerhadapNegara kurangberkembang,kesepakatan lain yang dikeluarkan dalampaket Bali yaknimengenaifasilitasiperdaganganbaginegarakurangberkembang. Dalam isiperjanjiannyanegarakurangberkembanginiakanmendapatkemudahanberupa transfer teknologidanpeningkatansumberdayamanusia. BahkandengansesumbarnyaWakil Menteri perdagangan IndonesiaBayuKrisnaMuktiketikaberdialogdengandelegasimasyarakat sipil indonesiamenyatakanbahwabilanegarakurangberkembangitutidakmampu membangun fasilitasperdaganganmaka Indonesia siapmemberibantuannya.Kesepakatandiklausulini akan menjebaknegarakurangberkembangketikamenghadapi era perdagangantanpabatasini. Lebih buruknyalaginegarakurangberkembangtersebutakanmenjadisapiperahandarinegaramajuataupunberkembang.
DampakSosialBudaya.
Perjanjianpaket Bali yang dihasilkanoleh WTO memilikipengaruh yang cukup signifikanpadakehidupansosialbudayadimasyarakat.Karenabadanperdagangandunia ini merupakan motor terpentingdarisistemGlobalisasi yang mengatursegalahalberhubungan denganpasarbebas. SosiologGeorge Ritzermendefiniskansistemglobalisasiiniseperti restoran cepatsaji yang melahirkan model McDonaldlisasi. Model inimemilikiempatkarakteryakniEfisiensi, Kalkulasi, Standarisasi, danKontrol(Ritzer, 2002:16). Efisiensi, dalam prakteknya sepertibekerjadirestorancepatsaji yang meminimalisirwaktunamundapatmemuaskan pelanggan, Kalkukasi, yaknibekerjahanyamengandalkankuantitasartinyamengutamakan seberapacepatpekerjaanselesaiberdasarkankemauanklien, Standarisasi, menyamakanjenisprodukataupunpekerjaansamaseperti yang adadinegara yang lebihmaju, danKontrol, adalah sistemkerjaterseragamkandenganmengandalakanteknologi non manusia. KesepakatanWTO yang tertuang diPaket Bali akansemakin melegitimasi sistem Mcdonaldlisasiproduksidankonsumsimanusia. Di manaisidariklausul perjanjian tersebutlebihmengarahkepadasistembekerjasecaramassaldanefisien, halinidibuktikkan padabeberapapoinkesepakatan Bali.Dalamfasilitasperdaganganmisalnyaakan banyak dibangunpelabuhanlogisitikolehswastadengansyaratpenguranganbiayamasuk, kecepatan pengirimanmaupunpenerimaanbarang, sertaalurperijinan yang haruslebihdipermudah.Tranparansialurperdaganganjugaperluditampilkandalam media internetsehinggapara eksportirdanimportirdapatmelihatnyasecaraterbuka.Para buruh yang pekerjaannya termasuk dalampoinkesepakataniniakanmengikutiritmeMcDonaldisasiketikabekerjaseperti harus cepat, efisienwaktu, mengandalkanteknologi, danmenghasilkankuantitaskerja yang bagus bukankualitas.
Secaraumumklausulperjanjian WTO yang adadalampaket Bali memilikiimplikasi sosialbudaya yang cukupsignifikan.Ketikaberbicarakesepakatandalamfasilitasperdagangan,makaakanbanyakpelabuhan-pelabuhandanfasilitaslogistikperdagangan yang dibangunoleh pihakswastadaninibisamelahirkankonflikbarudimasyarakatkhsususnyadibidangpertanahan karenaakanterjadibanyakpembebasanlahanagar prosespembangunanfasilitastersebutcepatterlaksana. Di bidangpertanian, parapetanikhususnyaburuhtaniakansemakinsulitmengejar targetproduksiapalagikondisialamsaatinimengalamiperubahanakibatpemanasan global.Belumlagipetaniharusberjuangmengejarstandarisasi yang mungkinnantinyaberlaku secara internasionalbukanlagisecaralokaldan yang paling mengerikanmerekaharusmenghadapi serbuanprodukimpor yang bisajadilebihcepatdatangnyasebelumpanenterjadi.Buruhtaniyang tidakmemilikilahandantidakmengenyampendidikan yang memadaipastiakankelelahan hadapipersainganbebastersebutsehinggamerekamengalihkanpekerjaannyamenjadiburuhpangguldipelabuhanatauindustritersebut.
Pemerintahsejakdiniseharusnyasudahmendeteksigejala-gejalatersebutkarena ketika sudahberanidansiapmembukaperjanjianperdaganganbebasmakaadakonsekuensi –konsekuensiyang lebihmemilikidampakdimasyarakat.Pemerintahsebaiknyalebihmembuka dialog denganmasyarakatumumbukandengan yang mengklaimmewakilimasyarakat,kecenderungannyaparapemangkukebijakandinegeriinilebihmengandalkan kemampuan dirinyasertakelompoksosialnyatanpaharusmelihatkondisirealitassehari-hari masyarakat yangdialami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H