Lihat ke Halaman Asli

Cinta Bersemayam di Bawah Lindungan Ka'bah

Diperbarui: 27 Agustus 2022   08:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penerbit Gema Insani

Judul buku : Di Bawah Lindungan Ka'bah

Penulis : Hamka

Penerbit : Gema Insani

Tahunterbit : 2017

Jumlah halaman : x + 94 hlm

ISBN : 978-602-250-417-7

Di Bawah Lindungan Kakbah,  karya Hamka yang legendaris ini, diterbitkan pertama kali pada tahun 1938 oleh Balai Pustaka. Roman ini bercerita tentang kisah cinta Hamid dan Zainab. Hamid adalah seorang yatim sejak berumur empat tahun. Dia tinggal bersama ibunya dalam keadaan yang sangat miskin. Zainab adalah putri dari Haji Ja'far, seorang hartawan yang baik hati. Istri Haji Ja'far, Mak Asiah, merasa kasihan kepada Hamid. Hamid pun disekolahkan di sekolah yang sama dengan Zainab. Hamid selalu menjaga Zainab dan menganggapnya sebagai adik sendiri. Setelah tamat dari MULO, Hamid melanjutkan pendidikannya di Padang Panjang dan Zainab masuk ke dalam masa pingitan. Selama di Padang Panjang, Hamid mulai merasakan rasa cintanya kepada Zainab. Zainab pun merasa mencintai Hamid.

Hubungan Hamid dengan keluarga Haji Ja'far sempat terputus karena kematian Haji Ja'far dan ibu Hamid. Hingga pada suatu hari, Hamid bertemu dengan Mak Asiah dan diminta untuk membujuk Zainab menikah dengan sepupunya. Permintaan itu Hamid terima walaupun dengan perasaan yang berat. Merasa patah hati, Hamid memutuskan untuk pergi ke Tanah Suci.

Di Makkah, Hamid bertemu dengan Saleh, teman sekampungnya. Saleh membawa kabar bahwa Zainab tidak jadi menikah dengan sepupunya dan sedang sakit-sakitan. Saleh pun mengirim kabar bahwa dia bertemu Hamid kepada istrinya, Rosna, yang saat itu menemani Zainab. Mendengar hal itu, Hamid bertekad untuk pulang setelah menunaikan ibadah haji. Namun, kesehatan Hamid semakin menurun. Saat di Arafah, dia mendapat kabar dari Rosna bahwa Zainab sudah meninggal. Hamid pun menyusul kepergian Zainab tepat di depan Kakbah.

Bab pertama roman ini menggunakan sudut pandang orang pertama. Tokoh saya yang sedang melaksanakan rangkaian ibadah haji bertemu dengan Hamid di Makkah. Pada bab selanjutnya, tokoh saya seolah menceritakan kembali apa yang diceritakan Hamid kepadanya. Nama tokoh saya tidak pernah diketahui. Hal itu menjadi keunikan roman ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline