Lihat ke Halaman Asli

Meishiana Tirtana

Writing is part of my life.

Evan Wijaya Alumni DKV UPH, Desainer Muda yang Selalu Asah Kreativitas

Diperbarui: 18 November 2019   14:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Evan Wijaya, Alumni DKV UPH | dokpri

"Kini masyarakat semakin sadar akan pentingnya desain. Kesadaran dan terbukanya wawasan akan desain ini akan membuka peluang karier yang besar di industri kreatif di Indonesia," kata Evan Wijaya, Alumni Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan (DKV UPH) yang lulus pada 2017 ketika ditanya pandangannyaa terkait peluang di bidang Desain saat ini.

Sejak semasa kuliah, Evan konsisten untuk menjadi seorang desainer dan berupaya terus mengasah kreativitasnya. Kini Evan bekerja sebagai Desainer Grafis di salah satu perusahaan desain ternama di Jakarta, Thinking Room. Di bawah arahan Creative Direction dari Eric Widjaja -- Founder Thinking Room, Evan dipercaya menangani berbagai macam proyek. Salah satunya yaitu Sarirasa Group yang menaungi beberapa Food and Beverages brands seperti Sate Khas Senayan, Gopek, dan Tesate.

"Tahun lalu saya ditunjuk untuk mengerjakan proyek rebranding untuk Sarirasa Group. Bagi saya ini menantang karena grup ini telah berdiri selama 45 tahun, sehingga banyak yang perlu dipertimbangkan terkait bahasa visual, nilai dari perusahaan, dan persepsi masyarakat, " cerita Evan  yang tahun ini mendapatkan penghargaan desain berskala internasional dari Adobe Inc.

Selain itu, tahun ini bertepatan dengan anniversary Sarirasa yang ke-45 tahun, Thinking Room, kembali dipercaya untuk membuat identitas yaitu logo dan sistem visualnya untuk anniversary campaign. Bersama tim Thinking Room, Evan dipercaya kembali untuk membuat identitas visual momentum ini.

Tidak hanya bekerja sebagai desainer full-time, Evan juga menyempatkan diri untuk mengerjakan proyek-proyek freelance untuk mengembangkan skill, networking, dan portfolio. Salah satu proyek menarik yang dikerjakan Evan yaitu Sejauh Mata Memandang, sebuah label busana lokal.

Evan bercerita ketika masih kuliah,  founder Sejauh Mata Memandang yakni Mba Chitra Subyakto dan kakaknya Mba Sita Subyakto melihat portfolio dirinya dan mengajaknya untuk berkarya bersama. Singkat cerita, Evan diberi kesempatan untuk membantu dalam mengembangkan pola dan ilustrasi untuk koleksi Sejauh. Diantaranya koleksi Semanggi, Timun Mas, Siguguk, dan Laut Kita.

"Saya merasa sangat beruntung dapat bekerja bersama mereka karena saya mendapatkan pembelajaran dan pengalaman yang kembali mengasah skill desain saya. Terlebih, Sejauh juga selalu menyuarakan nilai-nilai positif terhadap lingkungan dan sosial," papar Evan.

Lebih lanjut, Evan yang lulus pada Wisuda UPH XXXI dengan gelar Best Graduate, merasa pengalamannya sebagai seorang desainer harus terus dikembangkan. Alasan ini juga yang menjadi salah satu dasar Evan tetap mengerjakan proyek freelance di tengah kesibukannya.

"Menjadi freelancer juga menjadi media bagi saya untuk mengeksplorasi skill lebih jauh. Terkadang proyek-proyek yang saya kerjakan di kantor berasal dari brand  besar dengan scope  kerja yang lebih banyak, sehingga cukup memakan waktu yang lumayan lama, dari 3 bulan bahkan hingga satu tahun. Sedangkan proyek freelance cenderung membutuhkan waktu lebih singkat, sehingga ini saya lihat menjadi kesempatan untuk saya untuk melatih kreativitas," tutur Evan.

Dengan memegang prinsip 'detail-oriented', terus berupaya untuk selalu memperhatikan aspek sekecil apapun ketika mendesain. Perhatian tinggi terhadap detail, akan membuat sebuah karya semakin matang. Evan juga menambahkan bahwa pencapaiannya hingga kini tidak terlepas dari pengalaman semasa kuliah yang ia peroleh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline