Sekitar akhir tahun 2019, dunia dihebohkan dengan kemunculan wabah virus covid-19 yang membuat resah penduduk dunia termasuk Indonesia.
Akibat dari wabah covid-19 tersebut mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan berupa pembelajaran tidak boleh dilaksanakan secara tatap muka di sekolah, melainkan pembelajaran dilaksanakan secara online di rumah siswa masing-masing.
Kebijakan ini menuntut para orang tua atau anggota keluarga yang lain untuk menggantikan peran guru saat di rumah, yaitu mendampingi anak mereka selama pembelajaran online.
Selain itu, dengan adanya kebijakan ini membuat para siswa tidak bisa bertemu dengan guru dan teman sekelasnya secara langsung untuk melakukan interaksi sosial. Tentu saja ini hal ini akan mempengaruhi perilaku sosial emosional pada siswa seperti:
Siswa Kurang Bersikap Kooperatif
Kooperatif adalah sikap yang menunjukkan kerjasama, seperti saat pembelajaran offline dikelas siswa dapat mengerjakan tugas secara berkelompok dengan teman sekelasnya. Sehingga, bisa membangun sikap kooperatif antar siswa dan bisa mempererat rasa persahabatan.
Namun, saat pembelajaran dilakukan secara online ketika pandemi covid-19, sering membuat siswa menjadi kurang kooperatif dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Hal ini disebabkan oleh siswa harus bisa mengerjakan tugasnya seorang diri atau dibantu oleh orang tua/anggota keluarganya.
Hal ini berbanding terbalik jika siswa mengerjakan tugas di kelas, mereka bisa mengerjakan bersama dengan teman sekelas dan bertanya secara langsung kepada guru dengan mudah.
Sehingga, dengan pembelajaran online perkembangan sosial siswa yang berkaitan dengan kemampuan anak berinteraksi dengan orang lain menjadi berkurang dan mengakibatkan sikap kooperatif siswa juga menjadi berkurang.