Pendidikan sepanjang hayat merupakan suatu ungkapan yang mana berarti bahwa manusia dari sejak lahir hingga ia meninggal dunia. Dunia pendidikan tidak akan pernah lepas dari proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan salah satu proses yang setiap manusia pasti menjalaninya. Dalam proses pembelajaran tentu harus terdapat strategi yang tepat agar proses pembelajaran dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Strategi pembelajaran diartikan sebagai suatu perencanaan yang berisi tentang rangkaian aktivitas yang kemudian di desain sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat berbagai metode dan model yang dapat diterapkan untuk proses pembelajaran.
Huda (2014) mengemukakan model pembelajaran yaitu suatu rencana atau pola yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membentuk kurikulum, mendesain materi, dan memandu proses pembelajaran dalam kelas atau setting yang berbeda. Salah satunya yaitu model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).
Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) menjadi salah satu model pembelajaran yang termasuk pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dengan dilakukan secara berkelompok untuk saling berinteraksi. Tujuan model pembelajaran kooperatif sendiri yaitu untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa, belajar untuk menerima perbedaan atau keragaman, serta melatih kemampuan sosial (Surur, M., 2020).
Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) di kembangkan oleh Spacer Kagen (1993) yang mana model ini digunakan dalam pendidikan yang lebih memfokuskan keaktifan siswa (student centered) sehingga peserta didik akan merasa tidak mudah bosan dan bergairah dalam melakukan proses pembelajaran (Sari et al., 2022). Proses pembelajaran dengan menggunakan model Numbered Head Together (NHT) akan memberikan suatu nomor pada setiap anggota kelompok yang kemudian dipasang di setiap kelapa peserta didik.
Langkah-langkah penggunaan model Numbered Head Together (NHT):
Guru atau fasilitator memberikan bahan diskusi kepada peserta didik
Guru atau fasilitator membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok kecil yang setiap kelompok berisi peserta didik dengan jumlah yang sama
Setelah dibagi kedalam beberapa kelompok, Guru atau fasilitator memberikan nomor kepada peserta didik untuk kemudian digunakan di atas kepala.
Guru atau fasilitator mempersilakan peserta didik untuk memulai jalannya diskusi
Setelah diskusi selesai, peserta didik diharuskan untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
Guru atau fasilitator memilih anggota kelompok yang akan mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi