Lihat ke Halaman Asli

Mei Mei

Mahasiswa baru jurusan Manajemen Universitas Palangkaraya tahun 2022

Fokus Kebijakan Fiskal 2022 Dianggap Sudah Tepat, Bagaimana Implementasinya?

Diperbarui: 24 November 2022   17:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

FOKUS KEBIJAKAN FISKAL 2022 DIANGGAP SUDAH TEPAT,BAGAIMANA IMPLEMENTASINYA?

Disusun Oleh  :

Mei Varisha Ayuningrum

Universitas Palangkaraya

Sejak Covid-19 pertama kali muncul di Indonesia sekitar dua tahun lalu, perhatian, upaya, dan sumber daya (APBN) kita curahkan untuk pengendalian wabah, pengamanan masyarakat, dan pelestarian sektor ekonomi. Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dilaksanakan oleh pemerintah selama tahun pertama pandemi Covid-19 untuk menghadapi bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Penanganan pandemi, perlindungan masyarakat, pemeliharaan ketahanan, dan pemberian dukungan pemulihan dunia usaha, semuanya dapat dilakukan secara efektif melalui peningkatan dan penguatan berbagai program tanggap darurat dan pemulihan ekonomi nasional pada tingkat awal tahun kedua.

Indonesia termasuk salah satu negara yang dinilai berhasil menangani wabah tersebut sejak awal tahun 2022. Sejak November hingga awal tahun ini, rata-rata kasus Covid-19 mingguan turun secara signifikan dan seringkali di bawah 1000 per hari. Proporsi kasus positif di antara total sampel yang menjalani tes antigen/PCR juga sangat rendah, berkisar sekitar 0,2%.

Tingkat kematian juga mengalami penurunan yang signifikan setelah itu. Sejak konfirmasi awal pada 15 Desember, belum ada peningkatan infeksi Omicron yang nyata di Indonesia. Diharapkan dengan kewaspadaan dan kedisiplinan seluruh lapisan masyarakat dalam menjaga kesehatan yang selama ini berjalan cukup baik, penyebaran Omicron dapat dikendalikan.

Padahal alokasi anggaran untuk PEN 2021 meningkat jauh dibandingkan tahun sebelumnya, penerimaan negara. Sisi positifnya, pemerintah sekarang dapat mulai memajukan prioritas utamanya, khususnya pembentukan Ibu Kota Negara (IKN), yang sebelumnya mengalami sedikit penundaan. Tentu saja, kinerja APBN akan diuntungkan dengan percepatan pemulihan ekonomi tersebut. 

Defisit fiskal meningkat menjadi 6,14 persen dari PDB pada tahun 2020, menyempit menjadi 4,65 persen dari PDB pada tahun 2021 (realisasi sementara), dan lebih rendah dari target awal APBN tahun tersebut. Perbaikan tersebut didukung oleh kinerja yang lebih baik karena APBN lebih banyak menitikberatkan pada penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi.

Karena bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan nasional dalam jangka pendek, menengah, dan panjang, pengembangan IKN merupakan tujuan strategis nasional. Dalam jangka pendek, pertumbuhan IKN dapat mendorong kegiatan ekonomi dengan berinvestasi pada infrastruktur daerah dan sekitarnya, mendorong perdagangan lintas wilayah, dan menciptakan lapangan kerja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline