Oleh : Meily Tri Rahmadani, Puji Widyaningrum, Anjani Retrievia, Iik Faikoh, Yuyun Rostiani S, dan Rakhmahyanti, Ega Megawati, Fitra, Dr. Nita Priyanti., M.Pd.
Keimanan Kepada Malaikat, Takdir, Qadha da Qadar
Pertanyaan mendasar tentang keberadaan Tuhan, tujuan hidup, dan berbagai fenomena yang sulit dijelaskan sering kali menghiasi perjalanan hidup manusia. Islam memberikan panduan melalui konsep keimanan kepada malaikat, takdir (qadha dan qadar), yang tidak hanya menawarkan penjelasan mendalam, tetapi juga memengaruhi perilaku dan sudut pandang seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Keimanan terhadap malaikat, takdir, qadha, dan qadar membentuk pemahaman spiritual yang komprehensif, menghubungkan manusia dengan Sang Pencipta secara lebih erat. Keyakinan ini menanamkan kesadaran bahwa manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab atas amal perbuatannya. Selain itu, pemahaman ini membantu menjawab kebingungan seputar keadilan dan hikmah Allah dalam menentukan segala sesuatu yang terjadi di alam semesta. Dengan iman yang kokoh, seseorang dapat menjalani kehidupan dengan ketenangan, kesabaran, dan makna yang mendalam.
Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya, tanpa nafsu, dan selalu taat kepada-Nya. Keimanan kepada malaikat mencakup beberapa aspek:
1. Mengenal dan Meyakini Keberadaan Malaikat
Malaikat bertugas menjalankan perintah Allah, seperti Jibril (menyampaikan wahyu), Mikail (mengatur rezeki), dan Israfil (meniup sangkakala). Walaupun tak terlihat, keyakinan kepada mereka didasari oleh wahyu Al-Qur’an dan hadis.
2. Mengimani Tugas dan Sifat Malaikat
Setiap malaikat memiliki tugas khusus, misalnya Munkar dan Nakir bertanya di alam kubur, Rakib dan Atid mencatat amal, Ridwan menjaga surga, dan Malik menjaga neraka. Keyakinan ini menumbuhkan kesadaran bahwa segala amal manusia diawasi dan dicatat.
3. Pengaruh Keimanan kepada Malaikat