Lihat ke Halaman Asli

Catatan Seorang Anak SMA

Diperbarui: 18 Juni 2015   08:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu, pukul 16.00..tiba-tiba aku terbangun dari tidurku dan menuju ke lemari.
Tanpa kusadari, aku menemukan buku diaryku yang sudah usang tak terbaca..
Cuma bisa berdecak kagum karena aku bisa pernah menulis seperti itu.
Berikut ini adalah isinya.
"KETIKA SANG SURYA MELAMBAIKAN TANGAN"
"Ketika sang surya melambaikan tangan dan meninggalkan senyum merah merona di ufuk barat, meninggalkan segala kepedihan dan kebahagiaan kala itu dan berganti pada tenangnya angin malam yang bertabur sejuta cahaya kerlap-kerlip benda-benda langit..Memenuhi hasrat kepenatan saat semuanya begitu jelas terlihat..
Sekarang hanya tinggal renungan akan hati dan jiwa yang haus...Benarkah tindak-tandukku kala itu..Terpenjara jiwaku karenanya...
Lepas adalah pintaku...namun secuil pikiran, hasrat, dan asa tak mampu mengeluarkanku dari jiwa yang tersesat.. TUHAN adalah jalanku, tapi...
Aku seolah tak mampu mendengar-Nya.
Teliga dan mataku sudah binasa termakan kecemasan. Adakah TUHAN mau memaafkanku?
Sandaran hati dan jiwaku pada TUHAN tapi gejolak jaman membuatku hendak memutar kemudi..
Imanku goyah.. AKU TAK MAU..
Aku tak mau dipermainkan jaman.. Aku mau pegang kemudi itu dan berjalan lurus menatap masa menjelang yang penuh kelam dan yang pasti memantapkan langkah walau gentar menggodaku..
Kapal yang kubawa bukan untuk kehilangan dan mengubur masa silam namun asaku mencari yang terbaik, menemukan sesuatu dengan dayaku..Hatiku tak cukup kokoh tapi nyaliku sebesar gajah....
ehm..SOMBONGKAH?
Aku ingin menggali senyuman ibuku dari keringat yang menetes...TUHAN, cibiran dan pandangan sebelah mata mereka mengganggapku memilihnya..TAPI ku tahu TUHAN disampingku, membawa sesuatu yang tidak terlihat mataku..
Bukankah TUHAN selalu berkhendak atas hidup orang yang percaya kepada-Nya!
Jiwaku bebas....yang kubutuhkan adalah mencari sesuatu yang hilang dalam pijakanku selama ini membawa namanya dalam keterpurukan ke bintang yang diam di atas sana yang sedang menantiku sebelum Sang Surya tiba.
Aku tak mau sekedar angin lalu...
Seruan pintaku ini TUHAN tolonglah Kau dengar.
Cuma satu yang bisa mengerti aku dan segalaku dan yang pasti masa depanku..
antz
8-1-2008
Ternyata aku bisa juga ya menulis se-galau itu dulu..
hehehe...dan entah kenapa aku harus membukanya kembali...:D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline