Kemajuan teknologi memang menyenangkan untuk diikuti, terlebih munculnya fitur-fitur terbaru yang sering kali memudahkan manusia dalam menyelesaikan pekerjaan yang harusnya segera diselesikan. Beruntungnya kita dapat merasakan era modern seperti sekarang ini.
Mungkin masa-masa disitulah, saat dimana kita tidak terlena dengan kemajuan zaman. Masa dimana kita tidak memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak perlu kita pikirkan. Masa dimana kebahagiaan menjadi utamanya. Bukan lagi memikirkan gengsi.
Masih ingat ngga si waktu saat kalian lelah belajar seharian disekolah, kemudian saat waktunya pulang sekolah, kalian lebih memilih untuk bermain bersama teman-teman? Inilah hebatnya, kita bersosialisasi secara nyata di kehidupan. Bukan lagi soal "Mendekatkan yang jauh, atau menjauhkan yang dekat".
Main kelereng atau gundu, salah satu permainan waktu masa kecil dulu. Suatu mainan yang bahannya terbuat dari gelas kaca dan memiliki ukuran bermacam - macam, bundar seperti buah duku atau buah lengkeng. Warna dan coraknya pun bermacam-macam. Yang paling banyak bercorak belimbing warna-warni cantik sekali.
Kalau dikantongi disaku celana sambil kita berjalan atau berlari kecil bergerincing bunyinya mengiringi langkah kaki kita. Bertambah banyak yang dikantongi bertambah nyaring bunyinya, menambah gaya dan bangga pemiliknya. Sebagai tanda menunjukkan seorang pemenang bukan pecundang! Berbagai trik dalam situasi permainan aku latih sendiri dengan tekun.
Bagaimana menembak dengan jari telunjuk kanan agar hasilnya keras dan jauh serta bagaimana menggunakan jari tengah agar bisa membidik tepat dan halus, semua kulatih tiada henti. Kadang -kadang aku bermain melawan diri sendiri untuk meningkatkan kesabaran dan keterampilan.
Bentuk permainan yang biasa dimainkan adalah main porces. Cara permainannya dengan menggambar lingkaran pada tanah kemudian masing-masing pemain meletakkan sebuah kelerengnya diatas gambar lingkarang tersebut buah pasangan namanya, buah kelereng yang dipertaruhkan oleh pemain.
Jumlah pemain biasanya paling sedikit tiga pemain dan paling banyak idealnya enam pemain. Kalau lebih dari itu maka dibuat menjadi dua kelompok. Permainan dimulai dengan cara masing-masing, pemain menggunakan sebuah kelereng sebagai gacoannya lalu melempar buah pasangan tersebut dari jarak dua atau tiga meter.
Pemain secara bergantian melempar sesuai urutan berdasarkan hasil undian dengan adu sut jari tangan pemain. Pelemparan gaco dilakukan dengan membidik dan melempar keras dengan maksud mengenai buah pasangan atau agar hasil lemparan mendarat dilapangan permainan terjauh.
Selanjutnya untuk mengawali permainan adalah siapa yang berhasil mengenai buah pasangan, dialah mendapatkan giliran pertama. Kalau tidak ada yang mengenai buah pasangan, maka yang mulai bermain adalah gacoannya yang terjauh. Pemain harus berusaha menghabiskan buah pasangan diporces pada saat giliran bermain.
Ada yang sekali giliran main sudah mampu menghabiskan semua buah pasangan. Itu tanda dia pemain yang terampil. Berbagai taktik untuk menang dilakukan, antara lain kalau tidak mau memburu gacoan lawan, maka pilihannya adalah menembakkan gacoan ketempat yang kosong untuk disembunyikan agar tidak dapat dimatikan oleh lawan main.