Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Pelajar Terbaik

Diperbarui: 6 April 2022   09:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

"Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia niatka (HR. Al Bukhari dan Muslim)".

Apa niat sesungguhnya kita belajar? Apakah untuk sebuah gelar? Atau bahkah untuk sebuah pujian dan gaji pekerjaan? Marilah kita berkaca kepada pelajar-pelajar di zaman dahulu. Mereka belajar semata-mata untuk Allah, untuk menjalankan tugas sebagai sebaik-baik khalifah fil Ardh dan juga untuk menebar kebermanfaatan umat. Dan tak lupa pula menjadikan Al-Qur'an sebagai landasan utamanya dalam belajar. 

Seperti halnya Al Khawarizmi yang dari surah Annisa bisa menemukan aljabar, Jabir Ibnu hayyan yang dari surah Al-Hadid Menemukan unsur besi, Al kindi menemukan konsep relativitas waktu dari surah Al-ma'arij, dan juga Abbas bin Firnas menemukan pesawat terbang dari surah Al-Mulk. Sudahkah kita mencontoh pelajar terdahulu? Sudahkah kita menjadi pelajar terbaik? 

Belajarlah semata-mata untuk Illahi Rabbii, belajarlah untuk menebar kebermanfaatan umat dan semata-mata untuk tugas menjadi khalifah fil ardh. Mungkin awlanya susah, tapi apa salahnya kita mencoba berubah menjadi yang lebih baik? Paksakanlah aja dulu, nanti juga menjadi kebiasaan dengan nikmat tersendiri J.

Mungkin disaat kita belajar, ada kalanya kita merasakan jenuh, sedih, dan juga putus asa. Tapi sadarkah? Bahwa semua itu bukti cinta Allah kepada hambanya. Karena Allah punya cara tersendiri untuk mencintai hambanya. 

Saat kita ditimpa dengan kesulitan, derita dan juga luka, justru saat itulah Allah menurunkan ampun kepada hambanya, dan juga membebaskannya dari dosa-dosa yang telah dilakukannya.

Curigalah apa yang yang ditakdirkan Allah untuk kita, karena semua kejadian pasti ada hikmahnya. Sepahit apapun ujian, percayalah itu tanda Allah sayang dan rindu kepada hambanya. Allah ingin kita berlama-lama bersama-NYA. Allah rindu tangis kita dalam sujud kepada-NYA. Dan ingat Allah mengetahui apa yang tidak kita ketahui.

Bersabarlah, inilah proses kesuksesan, karena nahkoda yang tangguh tak akan terlahir dari ombak yang tenang. Dan ingatlah masa-masa belajar inilah yang akan kita rindukan J.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline