Lihat ke Halaman Asli

Meilin Dewi

PPG Prajabatan Gelombang 2 2023

Relevansi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam Menghadapi Tantangan Pendidikan Abad ke-21

Diperbarui: 22 April 2024   18:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Ki Hadjar Dewantara dikenal dengan pandangannya yang progresif mengenai pendidikan. Beliau percaya bahwa pendidikan harus menyediakan lingkungan di mana setiap anak bisa berkembang secara alami sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Beliau juga menekankan pentingnya pendidikan karakter dan moral, serta kebutuhan untuk menghargai budaya lokal. 

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan tidak hanya memiliki nilai historis, tetapi juga tetap relevan dalam konteks pendidikan modern. Konsep-konsep seperti kemandirian, pendidikan bagi semua, budaya lokal, pendidikan karakter, dan pendidikan demokratis tetap menjadi landasan penting dalam pembangunan sistem pendidikan yang inklusif, berkeadilan, dan berdaya saing di Indonesia.

Pendidikan abad 21 di Indonesia saat ini menghadapi berbagai tantangan dan perubahan, termasuk globalisasi, kemajuan teknologi, dan perubahan sosial-ekonomi. 

Sistem pendidikan berusaha menyesuaikan diri dengan kebutuhan zaman, yang menuntut keterampilan baru seperti literasi digital, pemikiran kritis, dan kerja sama atau kolaborasi. 

Dalam menghadapi tantangan ini, pemikiran Ki Hadjar Dewantara, seorang pendidik dan tokoh perintis pendidikan di Indonesia, tetap memiliki relevansi yang kuat. Ki Hadjar Dewantara, yang juga dikenal sebagai pendiri Taman Siswa, menyuarakan gagasan-gagasan yang berkelanjutan dalam membangun sistem pendidikan yang inklusif dan holistik.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara terpusat pada gagasan bahwa pendidikan harus merangkul aspek-aspek yang lebih luas dari pada sekadar pengetahuan akademis. Baginya, pendidikan bukan hanya tentang mengisi pikiran dengan fakta dan angka, tetapi juga tentang membentuk karakter dan kemandirian. Visinya adalah untuk menciptakan masyarakat yang berbudaya, merdeka, dan berdaya saing tinggi

Ki Hadjar Dewantara memandang pendidikan sebagai sarana untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan, baik secara fisik maupun mental. Ia memiliki 3 semboyan "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani" yang artinya "Di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberikan dukungan". 

Konsep ini menggaris bawahi pentingnya peran pendidik dalam membimbing peserta didik untuk menjadi agen perubahan yang aktif dalam masyarakat. Dapat ditekankan bahwa pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam konteks abad ke-21 mencakup tentang pendidikan inklusif, pembelajaran berbasis karakter, dan teknologi dalam pendidikan.

  • Pendidikan Inklusif: Dalam era globalisasi, pendidikan inklusif menjadi semakin penting. Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya memberikan kesempatan pendidikan kepada semua individu, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau kecacatan. Visinya tentang pendidikan merangkul keberagaman dan membangun kesetaraan kesempatan pedidikan.
  • Pembelajaran Berbasis Karakter: Tantangan abad ke-21 menuntut lebih dari sekadar pengetahuan akademis. Ki Hadjar Dewantara menganjurkan pendidikan karakter yang kuat, yang mencakup nilai-nilai seperti kejujuran, kerja keras, dan tanggung jawab sosial. Dalam menghadapi dunia yang kompleks dan berubah dengan cepat, pembelajaran karakter menjadi landasan yang kokoh bagi kesuksesan individu dan masyarakat.
  • Teknologi dalam Pendidikan: Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara kita belajar dan mengajar. Meskipun Ki Hadjar Dewantara hidup pada zaman tanpa teknologi modern, prinsip-prinsipnya tentang kemandirian dan kreativitas tetap relevan dalam konteks digital. Penggunaan teknologi haruslah diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan dan memperkuat pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

Untuk menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21, implementasi konsep-konsep Ki Hadjar Dewantara menjadi penting. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk:

  • Mengembangkan kurikulum yang mempromosikan pendidikan inklusif dan pembelajaran berbasis karakter.
  • Menyediakan akses pendidikan yang merata bagi semua lapisan masyarakat.
  • Mendorong pendekatan pembelajaran yang aktif dan kolaboratif, yang mengutamakan kemandirian siswa dan pengembangan keterampilan abad ke-21.
  • Memanfaatkan teknologi secara efektif untuk mendukung proses pembelajaran, sambil tetap memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tetap relevan dan inspiratif dalam menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21. Visinya tentang pendidikan inklusif, pembelajaran berbasis karakter, dan pengembangan kemandirian siswa memberikan landasan yang kuat bagi transformasi pendidikan yang holistik dan berkelanjutan. Dengan menerapkan konsep-konsep ini, kita dapat mempersiapkan generasi yang siap menghadapi dunia yang kompleks dan terus berubah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline