Dilansir dari alodokter, Trikotilomania merupakan salah satu gangguan mental yang jarang dibahas atau dibicarakan. Bagi penderitanya, tirikotilomania memiliki dampak yang cukup signifikan bagi kehidupannya. Gangguan ini ditandai dengan dorongan yang tidak tertahankan untuk mencabuti rambut dari kulit kepala, alis, bulu mata, atau area lain yang berambut di tubuh. Bagi sebagian besar orang, mencabuti rambut dapat menjadi salah satu cara untuk meredakan stres, kecemasan, atau perasaan tidak nyaman lainnya.
Apa Itu Trikotilomania?
Secara medis, trikotilomania termasuk dalam kategori obsessive-compulsive disorder (OCD) atau gangguan obsesif-kompulsif. Penderita gangguan ini mengalami dorongan yang berulang untuk mencabuti rambut, meskipun tahu bahwa tindakan tersebut dapat menyebabkan kerontokan atau kerusakan permanen pada rambut. Mereka melakukannya secara sadar maupun tidak sadar ketika sedang fokus atau tertekan, dan sering kali merasa malu atau bersalah setelah melakukannya.
Gangguan ini dapat dimulai dari masa anak-anak atau remaja, dan sering kali berlanjut hingga dewasa. Apabila tidak ditangani, tidak jarang penderitanya merasa cemas atau stres lalu kemudian mencoba menenangkan diri dengan melakukan tindakan mencabuti rambut, meskipun hal tersebut malah memperburuk kondisinya.
Penyebab Trikotilomania
Hingga saat ini, penyebab pasti dari trikotilomania belum sepenuhnya diketahui. Beberapa ahli percaya, bahwa gangguan ini disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan neurobiologis (jaringan saraf). Faktor-faktor berikut ini, mungkin berperan dalam munculnya gangguan trikotilomania:
1. Faktor Genetik: Trikotilomania cenderung lebih sering terjadi pada mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) atau gangguan kecemasan lainnya.
2. Ketidakseimbangan Kimia pada Otak: Ketidakseimbangan neurotransmitter seperti serotonin dan dopamin (2 hormon pengendali suasana hati) mungkin juga terkait dengan perilaku kompulsif seperti mencabuti rambut.
3. Tekanan Psikologis: Seperti stres, kecemasan, atau trauma emosional dapat memicu atau memperburuk gangguan trikotilomania ini. Beberapa penderitanya, menggunakan perilaku ini sebagai coping mechanism untuk menghadapi tekanan emosional yang sedang dialami.
Dampak Terhadap Kesehatan Mental dan Fisik
Trikotilomania bukan hanya berdampak pada penampilan fisik dari penderitanya, tetapi juga memengaruhi kesehatan mental penderitanya. Beberapa dampak yang dapat dirasakan antara lain: