Generasi Milenial & generasi-generasi sebelumnya tentu tidak asing dengan sosok dan kisah mantan Ibu Negara Philipina Imelda Marcos, istri mantan Presiden Ferdinand Marcos. Sebagai ibu negara Filipina selama lebih dari 20 tahun, Imelda Marcos terkenal akan gaya hidup mewahnya, termasuk kecintaannya pada barang fashion salah satunya sepatu.
Konon katanya, selama kurang lebih 21 tahun menjadi ibu negara (1965 -- 1986) koleksi sepatu Imelda Marcos bisa mencapai 2000 pasang dari berbagai merek. Belum lagi berbagai koleksi barang mewah, barang seni, perhiasan, gaun, dll yang nilainya sangat fantastis. Dan barang-barang lain yang harganya mungkin tidak masuk diakal bagi khalayak umum. Sehingga tidak heran apabila wanita berjuluk "kupu-kupu" besi ini dicap sebagai ibu negara paling hedon (hedonis).
Hedonis adalah gaya hidup yang berfokus mencari kesenangan dan kepuasan tanpa batas. Gaya hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama dalam hidup. Tidak ada yang salah dengan gaya hidup ini karena semua orang tentunya ingin mencari kesenangan, kenikmatan di dalam hidup apalagi bila ditunjang dengan financial yang kuat. Sisi positif hedonis adalah mengajak manusia untuk menikmati hidup, bahagia & senang. Namun hedonis juga akan berbalik merusak dan membahayakan apabila tidak terkendali
Seseorang bisa menjadi hedonis karena berbagai seperti: faktor pribadi (sifat, sikap, pandangan hidup, dll), faktor keluarga seperti pola asuh, mencontoh perilaku orang tua, dll serta faktor lingkungan seperti pertemanan, dll.
Gaya hidup hedonis sangat merusak & membahayakan, orang yang hedonis biasanya :
- Sulit mengontrol keuangan
- Tidak memiliki tabungan, dana darurat dan investasi karena tidak ada yang tersisa selain untuk konsumsi, membeli barang mewah, berpindah dari satu cafe ke cafe, dan sederet kegiatan kesenangan lainnya.
- Orientasi keuangan tidak jelas karena hanya difokuskan untuk "membeli" kesenangan tanpa perduli hal lain yang jauh lebih penting.
- Tidak punya perencanaan keuangan jangka panjang karena semua uang habis digunakan untuk pemenuhan kepuasan saat ini, hari ini.
- Arus keuangan cenderung tidak sehat, sehingga banyak diantara mereka harus berhutang, hutang konsumtif dalam jumlah besar, "gali lubang tutup lubang". Seringkali harus berurusan dengan "debt collector" berhadapan dengan hukum atau bahkan depresi.
- Melakukan tindak kejahatan. Tuntutan gaya hidup hedonis yang tidak akan pernah habis membuat mereka harus mendapatkan banyak uang demi membiayai gaya hidup sehingga tidak jarang menghalalkan segala cara.
Sepatu Imelda Marcos bukan sekedar tentang sepatu. Sepatu Imelda Marcos menggambarkan bagaimana bahayanya perilaku hedonis yang tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat umum tetapi juga dikalangan para pemegang kekuasaan dan orang di sekitarnya. Dampak yang ditimbulkan karena perilaku hedonis ini tentu akan lebih besar karena berdampak bukan hanya pada pribadi yang bersangkutan tetapi juga meluas.
Gaya hidup hedonis tentunya harus dikurangi bahkan dihindari apabila dirasa sudah dalam level membahayakan. Bukan berarti semakin hedonis atau semakin banyak yang dipamerkan berarti semakin kaya atau semakin hebat orang itu. 'Poverty Screams, but Wealth Whispers'.
Tetapi ini bukan sekedar Sepatu Imelda Marcos.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H