Lihat ke Halaman Asli

Meilani Chairunnisya

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya

Ibnu Khaldun dan Negara Ideal

Diperbarui: 17 November 2022   01:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abu Zaid Abdurrahman Ibnu Muhammad Ibnu Khaldun Waliyudin Al-Tubisi Al-Handrami atau yang biasa disebut dengan Ibnu Khaldun,  seorang tokoh Islam terkenal yang memiliki pemikiran tentang sejarah, sosiologi, politik, daan filsafat. 

Dilahirkan pada 1 Ramadhan 732 H atau 27 Mei 1332 Masehi di Tunisia. Ia mampu menjelaskan fenomena – fenomena sosial secara kritis dan sistematis melalui pemikiran dan ide – idenya. 

Ibnu Khaldun memiliki banyak pengalaman, terutama dalam bidang politik. Pada saat di usia muda, Ibnu Khaldun sudah berangkat menunaikan ibadah haji sekaligus melanjutkan perjalanan ke Kairo, Mesir yang saat itu menjadi pusat peradaban ilmu pengetahuan. 

Pada saat itulah Ibnu Khaldun memperdalam wawasan ilmu pengetahuannya. Karena kecerdasannya, ia kemudian diangkat menjadi dosen dalam bidang kajian fikih mazhab Maliki di Lembaga Pendidikan Qamhiyah.



Ibnu Khaldun memiliki pandangannya sendiri mengenai bentuk dan model negara yang ideal. Pandangannya itu lebih menitilberatkan pada fenomena kekuasaan dan penggunaan kekuasaan. Hal tersebut terpikirkan oleh Ibnu Khaldun pada saat kehidupan Ibnu Khaldun yang mengalami goncangan besar. 

Salah satunya yakni keterpurukan dan kehancuran peradaban Islam waktu itu. Pada saat itu Ibnu Khaldun melihat dan menyaksikan dengan sendirinya kekalahan politik Islam yang dibentuk dan dirintis sejak awal. 

Waktu itu para elit penguasa sibuk mempertahankan kekuasaan, tetapi lupa melakukan pembinaan dan didikan pada umat dan pengikut - pengikutnya. Pada waktu itu, umat islam sudah nyaman sengan system yang sudah ditentukan yang sifatnya turun – temurun. 

Berdasarkan pengamatannya, Ibnu Khaldun berasumsi kekuasaan itu mempunyai siklus yang haruss diamati secara seksama dengan manusia sebagai makhluk politik atau  sosial yang berkecenderungan hidup secara berkelompok.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline