Pada akhir pekan seperti ini tepatnya hari Sabtu,19 September 2015 dikawasan Malioboro sudah kebanjiran oleh para wisatawan. Di pinggiran jalan disekitar kawasan Malioboro pun sudah banyak para pedagang yang menawarkan berbagai macam barang dagangannya. Tidak dipungkiri dikawasan Malioboro sangat ramai dengan aktifitas dagang-berdagang di karenakan banyak wisatawan tertarik dengan barang -barang yang dijajakan oleh para pedagang di sepanjang jalan Malioboro. Banyak barang-barang atau berbagai jajanan pasar yang dijajajakan oleh para pedagang seperti barang antik,lukisan,dan souvenir,adapun makanan-makanan ringan oleh-oleh khas Yogyakarta . Para pedagang menjajakan barang dagangannya relatif dengan harga yang murah dan tidak menguras kantong, apalagi bila wisatawan membeli dengan jumlah yang banyak,tentunya harga akan semakin murah. Pedagang mempunyai trik supaya barang dagangan yang di jual ldilirik oleh para wisatawan atau pembeli,pedagang biasanya menjual makanan yang aneh yang tidak biasa dilihat atau makananan yang susah di dapat di tempat lain, adapun barang antik dan aneh,otomatis pembeli atau wisatawan tertarik dengan barang atau makanan tersebut.
Para pedagang biasanya membuka lapak atau tokonya mulai pukul 08.00 pagi itupun hanya beberapa,baru biasanya pukul 09.30 sampai pukul 10.00 barulah toko atau lapak yang masih tertutup tadi sudah terbuka semua. Ada juga pedagang yang didalam pasar Bringharjo,bila pengunjung ingin mencari kain batik,kebaya dan baju anak yang lebih lengkap bisa langsung saja masuk ke pasar Bringharjo,pasar Bringharjo masih berada di sekitar kawasan Malioboro hanya saja tempat jalan masuknya dibilang sempit, jadi pembeli yang ingin menuju pasar Bringharjo harus jeli melihat jalan masuk untuk ke arah pasar Bringharjo. Diantara para pedagang satu dengan pedagang yang lain tidak ada yang namanya persaingan dagang. " Disini kami sama sama mencari nafkah untuk keluarga di rumah bila ada lapak sebelah yang lebih ramai itu sudah rejeki ". Ucap salah satu pedagang di Maliboro Ibu Wasiem. Semua pedagang yang di Malioboro ini relatif bukan hanya dari jogja saja melainkan dari luar jogja. Alasan mereka berdagang di Malioboro karena merantau. Adapun keluh kesah dari pedagang yang menjual makanannya untuk sekali santap,bila makanan itu tidak habis hari ini dan hanya sedikit pelanggang yang membeli dagangannya,pedagangan pasti rugi . Ada juga pedagang yang menjajakan dagangannya dengan tidak di gubris oleh para pembeli. Sering kali pembeli mengacuhkan pedagang yang menawarkan dagangannya.
Belum lagi pedagang yang diemperan yang belom mendapat ijin dagang yang masih sering di usir oleh petugas tidak boleh berdagang di emperan tersebut. Pedagang juga masih ketakutan bila ada orang tak dikenal memaksa meminta mbarang dagangannya dengan cara gratisan. Belom dapat pelanggan tapi dagangan sudah di minta paksa,sering kali pedagang bilang seperti itu. Omset yang di dapat oleh para pedagang juga lebih banyak bila hari libur panjang,seperti hari sebelum lebaran banyak pembeli yang membeli pernak-pernik untuk pelengkap disaat nanti hari lebaran ,adapun para pelajar dari luar kota yang berwisata ke Yogyakarta dan singga ke Malioboro, pedagang biasanya menawarkan dagangannya ke para pelajar,dan tentunya pelajar tidak bisa menolak bila barang dagangan yang di tawarkan oleh pedagang terlihat nmenarik dan biasanya pelajar jarang sekali melakukan aktifitas tawar-menawar dengan si pedagang. Dari situlah para pedagang mendapat tambahan penghasilan. Pedagang Malioboro biasanya menutup lapak atau tokonya sekitaran pukul 05.00 sore di dalam pasar Bringharjo, dan bila pedagang yang di pinggiran jalan Malioboro biasanya tutup hingga pukul 09.00 atau pukul 10.00
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H