Panggung "edan edanan" fky ke 27 tahun yang diselenggarakan di bawah jembatan sarjdito tepatnya didusun Gemawang,Karangjati wetan pada tanggal 2 dan 3 september 2015 pun sangat menggelegarkan warga dusun tersebut. Antusianisme warga terlihat dengan adanya acara tersebut terbukti dengan banyaknya warga berbondong-bondong datang hanya untuk melihat acara panggung "edan edanan" fky , bahkan warga yang datang bukan hanya dari dusun gemawang saja tetapi warga dari luar dusun gemawang pun ikut menonton acara yang diselenggarakan setaun sekali,yaa kebanyakan kaula muda yang datang bersama dengan pacarnya,panggung "edan edanan" yang berlangsung selama 2 hari ini menampilkan beberapa musisi berbakat dari kota jogja. Ibu susi salah satu warga menuturkan "bahwa acara panggung "edan edanan" fky salah satu event yang sangat menarik,warga dapat melihat seniman asal kota jogja yang berbakat,saya juga baru kali ini menonton acara fky,bagi warga gemawang sendiri,panggung "edan edanan" fky adalah hiburan tersendiri dan semoga acara fky ditahun berikutnya dapat di selenggarakan di dusun gemawang kembali". Tak lupa lahan parkir yang luas sudah di siapkan oleh warga untuk pengunjung ,pengunjung tidak usah khawatir bila membawa kendaraan pribadi. Pengunjung yang datang pun tak usah membayar untuk melihat acara panggung "edan edanan" fky,karena acara panggung fky ini tidak di pungut biaya alias free htm. Tersedia juga kuliner yang dijajakan oleh warga sekitar dan pastinya dengan harga yang relatif murah dan tidak menguras kantong
Dihari pertama panggung "edan edanan" fky menampilkan penari-penari kreatif dari kota Jogja ,bintang tamu penari dalam acara fky adalah Anggoro, Dewi Sinta dan masih banyak lagi. Kebanyakan dari mereka memadupadakan tarian tradisional dengan tarian modern. Anggoro yang menampilkan tarian dengan tema "gareng" menggambarkan kisah gareng yang tak berdaya, dengan kekurangan fisiknya mencintai salah satu putri kerajaan, "gareng" yang sadar akan kekurangan dirinya hanya bisa memendam perasaannya. Gerakan tubuh Anggoro yang sangat memperlihatkan dengan jelas kisah "gareng" tersebut membuat para penonton berdecak kagum melihat penampilan Anggoro. Ditambah dengan instrumen musik yang diciptakan oleh Anggoro sendiri menambah nyata pesan dari tariannya.
Dihari kedua sekaligus hari terakhir acara panggung "edan edanan", fky menampilkan beberapa musisi yang dibilang band indienya jogja. Musisi tersebut antara lain Nunuk Voice, Star the Rabbids dan Jogja Hip-hop Foundantion. Sebagai acara pembuka Nunuk Voice mengguncang panggung "edan edanan" dengan tembang-tembang lawasnya dan pastinya dengan suara yang merdu yang dimiliki setiap personilnya, personil Nunuk Voice yang terdiri dari tiga laki-laki dan empat perempuan ini seakan-akan membawa kita kembali ke tahun 80an. Dan saat penampilan kedua yaitu penampilan Star the Rabbids dengan vokalis yang dibilang cukup cantik ,masih muda dan cukup energic membuat para kaum laki-laki yang terpana melihat vokalis Star the Rabbids membawakan beberapa lagu-lagu top dan hits dari albumnya yang beraliran jazz membuat pengunjung tentunya para kaula muda menggoyakan badan menari bersama mengikuti alunan musik . Daaaan sebagai bintang tamu penutup yang sangat di tunggu oleh kaula muda yang beraliran hip-hopers fky sudah mendatangkan Jogja Hip-Hop Foundantion, pengunjung yang tadinya duduk sontaak berdiri dan merapat kedepan panggung menari dan bernyanyi mengikuti alunan musik. Penampilan JHF yang sangat memeriahkan panggung "edan edanan" fky semakin membuat heboh suasana dengan beberapa lagu andalan hip-hopnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H