Lihat ke Halaman Asli

My_idea (Meidya Putri)

menulis untuk berbagi opini, Ilmu, pengalaman, pemikiran dan apa saja yang bermanfaat untuk kebaikan.

Pendekatan Apik untuk Meneladani Sekaligus Meraih Cinta Rasulullah

Diperbarui: 11 Oktober 2022   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nabi Muhammad adalah kekasihnya Allah SWT. Kemuliaan dan keteladanannya menjadi kompas kehidupan umat manusia khususnya umat muslim diseluruh dunia. Kelahiran Baginda Rasulullah SAW adalah sejarah besar dalam perjalanan Islam di muka bumi.

Sangat wajar bila setiap tanggal 12 Rabi'ul awal banyak ditemukan perayaan, acara dan perlombaan dalam rangka mengingat kembali sosok pahlawan agama, Nabi Muhammad SAW dengan segala keagungan dan kesempurnaannya.

Banyak pendekatan yang dapat dilakukan oleh seseorang dalam meneladani kepribadian Rasulullah SAW dalam kehidupannya. Tentu, apapun pendekatan yang digunakan disesuaikan dengan karunia dan kemampuan yang Allah berikan. Namun bukan berarti kita mudah merasa cukup ketika mampu melakukan suatu Sunnah nabi. 

Lalu, apakah kita boleh memaksakan diri untuk mengikuti Sunnah sementara kondisi kita belum mampu memenuhi syaratnya? masing masing kita mungkin punya jawaban yang berbeda. 

Misalkan saja, salah satu yg dicontohkan Rasulullah adalah puasa Senin dan Kamis. Seseorang yg ingin sekali melakukan amalan ini, ternyata secara medis disarankan untuk tidak berpuasa. 

Bagaimana kira kira jika memaksakan puasa dengan konsekuensi tidak baik untuk kesehatan ? Tentu pendekatan yang seperti ini tentu terbatas bagi beberapa golongan saja. Begitu juga dengan kebaikan lainnya yang dicontohkan Nabi. 

Adanya ladang kebaikan yang sangat luas menjadikan manusia leluasa untuk memilih kebaikan apa yang mampu ia amalkan sesuai dengan teladan yang dicontohkan Rasulullah SAW. 

Tentu saja, setiap orang mengutamakan kebaikan sesuai dengan tingkat pengetahuan mereka, kemampuan, keyakinan serta kemurahan hati untuk meneladani Rasulullah SAW. 

Terkadang sebagian orang belum memahami dengan sempurna semua teladan yang Nabi contohkan. Terkadang sudah mengetahui, tapi karena ego dan bisikan syetan jadinya enggan saja untuk mengamalkan. . 

Maka adakah pendekatan untuk meneladani Rasulullah SAW yang termasuk amalan mudah bagi semua orang tanpa batasan usia, kemampuan materi ataupun strata sosial? 

Menurut saya, Ada satu pendekatan yang sangat ajaib dan ampuh untuk meneladani Rasulullah SAW. pendekatan itu bernama Pendekatan lisan (sholawat). Ya, pendekatan ini bisa dilakukan semua orang selama dia masih mampu berbicara. Sekalipun ada yang tidak mampu berbicara, sholawat juga bisa didengar dan diucapkan dalam hati. Anak-anak, orang dewasa, orang tua pun bisa mengucapkannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline