Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Puisi: Yang Terlupakan

Diperbarui: 13 Desember 2021   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi dunia dan segala isinya. (sumber: pixabay.com/geralt)

Ikan-ikan melupa kepada air, yang saban detik membungkusnya. Membuat siripnya berdaya untuk berenang, menari ke sana, ke mari.
Mencarilah dia kepada segenggam air, ketika kolam menjadi kering. "Air! Mana air?"

Burung-burung melupa kepada kepada udara yang saban hari memberinya sebuah kebebasan. Terbang ke sana, ke mari.
Mencarilah dia kepada angin pembebasan, ketika tubuh terkurung dalam sangkar emas. "Angin, aku merindumu! Bebaskan aku!"

Pohon-pohon melupa kepada tanah yang memeluk akar dan menumbuhkan batang, daun dan buah.
Mencarilah dia kepada tanah, ketika tubuhnya ditebang, terpengal sepotong-sepotong dan siap menjadi kayu bakar dan debu tanah. "Tanah! Aku merindumu, namun tak ingin menjadi tanah!"

"Yang Terlupakan" (dreamstime.com)

Bagaimana dengan manusia?
Ah, kita selalu mengingat dompet dan isinya. Gadget dan isinya. Kuasa dan segala isinya.

Dan melupa
kepada air, kepada udara, kepada tanah, kepada sesama. Melupa bersyukur kepada Pencipta langit bumi dan segala isinya.

Kecuali,
ketika sakit, takut, terpenjara, siksa, derita, kehilangan kuasa, dan, ketika tak berdaya di gerbang maut, sambil membayangkan lonceng kematian.

Ingatkah engkau? 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline