Di Betlehem, suatu ketika. Sepasang anak manusia, perempuan dan laki-laki. Galau. Penolakan di sana-sini. Tiada tempat untuk Sang Bunda melahirkan seorang bayi. Sedangkan malam semakin larut.Gelap semakin pekat Dingin menusuk perut. Nyeri merasuk rahim. Sang Bunda. Maria.
Di Betlehem, di suatu malam sunyi senyap, gelap pekat, dan dingin. Hanya ada kandang hina.
Kotor!
Jijik!
Tapi, pintunya terbuka. Namun tak ada kamar. Hanya palungan mungil. Dan, Bayi Mungil lahir dalam prosesi derita, sederhana dan hina. Namanya: Yesus!
Di Betlehem, ada sukacita dunia. Juru Selamat telah lahir. Dosa-dosa jauh tersingkir. Sang Penebus lahir. Hutangpun lunas.
Terbang!
Lenyap!
Oleh lahirnya sebuah episode penebusan.
Di Betlehem. Ada penolakan. Mungkinkah kita juga? Kepada sesama wajah Sang Kristus.
Di Betlehem. Ada kehinaan dan kesederhanaan. Maukah kita?
Di Betlehem, ada kisah penebusan. Sadarkah kita?
Duhai kita. Betlehem kini...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H