Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Betlehem dan Kita

Diperbarui: 8 Desember 2021   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istockphoto.com

Di Betlehem, suatu ketika. Sepasang anak manusia, perempuan dan laki-laki. Galau. Penolakan di sana-sini. Tiada tempat untuk Sang Bunda melahirkan seorang bayi. Sedangkan malam semakin larut.Gelap semakin pekat Dingin menusuk perut. Nyeri merasuk rahim. Sang Bunda. Maria.

Di Betlehem, di suatu malam sunyi senyap, gelap pekat, dan dingin. Hanya ada kandang hina. 

Kotor!

Jijik!

Tapi, pintunya terbuka. Namun tak ada kamar. Hanya palungan mungil. Dan, Bayi Mungil lahir dalam prosesi derita, sederhana dan hina. Namanya: Yesus!

Di Betlehem, ada sukacita dunia. Juru Selamat telah lahir. Dosa-dosa jauh tersingkir. Sang Penebus lahir. Hutangpun lunas. 

Terbang!

Lenyap!

Oleh lahirnya sebuah episode penebusan.

Di Betlehem. Ada penolakan. Mungkinkah kita juga? Kepada sesama wajah Sang Kristus.

Di Betlehem. Ada kehinaan dan kesederhanaan. Maukah kita? 

Di Betlehem, ada kisah penebusan. Sadarkah kita? 

Duhai kita. Betlehem kini... 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline