Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Gabut dalam Kabut

Diperbarui: 24 September 2021   07:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kabut (sumber: kompas.com)

Hari yang berbeda. Diri dalam genggaman gabut. Pagi yang cemberut. Siang yang tak bersahut. Malam ketakutan kepada bayangan maut. 

Diri ini tak tahu. Bingung. Apa yang harus dilakukan. Gabut. Padahal sejumlah rencana harus dikebut. Sejuta asa harus direbut. 

Kabut. Menutupi alam pikir. Menggoncangkan alam rasa. Menutupi alam pandang. Padahal kabut tak nampak di alam nyata. Di luar sana.

Kupanggil angin, tuk meniup lembut kabut yang larut di alam pikir. Kucoba kidungkan lagu cinta yang dapat menenangkan rasa. Kumencari sang fajar untuk menerangi pandangan. Tetapi, angin, lagu cinta dan sang fajar pun sedang dilanda gabut. 

Engkau, maukah menjadi angin lembut, lagu cinta dan sang fajar? Untukku. 

Untuk melenyapkan gabutku?

=====

Cat:

Arti gabut kekinian, Sumber: Apa Itu Gabut?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline