Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Cinta, Apa Agamamu?

Diperbarui: 9 September 2021   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Cinta, Apa Agamamu?" [Dokpri, 08092021]

Jika cinta adalah manusia,
dan manusia wajib memeluk agama.
"Cinta, apa agamamu?" 

Ah, jangan salah berandai-andai.
Cinta bukan manusia.
Dia hanyalah rasa dalam hati manusia. 

Salah! Cinta bukan hanya rasa.
Dia adalah masa depan manusia
yang menentukan generasi manusia

Salah! Cinta tak menentukan generasi manusia
Bukankah kelahiran dan kematian manusia
Adalah otoritas Tuhan, Sang Pemilik manusia?

Ya, ya. Benar.
Itu sesuai keyakinan umat beragama
Jika demikian, apa hubungan cinta dan agama?

Cinta adalah anugerah Tuhan dalam diri manusia beragama
Karena cinta kepada hidup, maka manusia  memeluk agama
Cinta adalah ajaran universal kasih sayang oleh agama

Jika cinta ada dalam diri manusia
berarti cinta turut memiliki agama, bukan?
"Cinta agamamu apa?"

Bukan! bukan cinta yang memiliki agama
Agama yang memiliki cinta
Karenanya agama mengajarkan perdamaian

Jika agama memiliki cinta.
Jika agama ajarkan perdamaian karena cinta.
Mengapa agama memisahkan dua cinta? 

Agama tak pernah memisahkan percintaan.
Bukankah perjumpaan dan perpisahan
adalah pilihan dan keputusan? 

Bukan! Keyakinanku:
Perjumpaan dan perpisahan itu bukan pilihan.
Melainkan kehendak  Sang Tuhan. 

Nah, jika engkau percaya kehendak Tuhan,
engkaulah yang memiliki agama.  
Tak usah bertanya: "Cinta, apa agamamu?" 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline