Sesungguhnya, kehidupan adalah pabrik kenangan,
dimana mesinnya adalah mesin-mesin waktu.
Setiap detakan detik, mencipta jejak kenangan.
Tetapi kita menguburnya, lalu mengejar kereta waktu.
Kenangan-kenangan, tak nampak sebagai kenangan.
Meskipun kita meletakannya di sudut ruangan.
Atapun meneriakannya di ujung kesenangan.
Sang waktu belum menyebutnya sebagai kenangan.
Nanti, ketika gerbang keabadian terbuka.
Dikala sudut-sudut nurani terluka.
Linimasa mengabarkan berita duka.
Sang fana memasuki alam baka.
Dicarilah mereka dalam lembaran buku.
Mencairlah, satu demi satu, jejak-jejak beku.
Terungkaplah mereka, dalam syair lagumu.
Di gerbang keabadian, kita akhirnya bertemu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H