Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Senandika Sang Malam

Diperbarui: 13 Agustus 2021   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Senja menjemput malam" [Dokpri, MYT 2021]

Malangnya, aku Sang Malam
Tiada mencumbu mentari penuh asmara
Nur Ilahi pembawa semangat membara
membakar raga yang ditinggalkan gairah
mengobati cinta yang terluka parah

Malang, aku Sang Malam
Berselimut gulita yang menggurita
Menampung sisa puing derita
yang ditinggalkan juru berita
di linimasa bertaburkan cerita 

Aku, Sang Malam yang malang
Hanya asa kepada terang rembulan
pada purnama di setiap bulan
Hanya tersenyum kepada Sang Bintang
yang kelap kelip di garis lintang 

Aku, memang hanya Sang Malam
Namun, bukan sendiri dilanda malang
kudengar keluh cahaya siang
yang nampak dirundung malang
karena kehilangan kasih sayang 

Aku memang berselimut malam
Namun, tak selamanya gelap
Senja datang menjemputku
kali ini senyumnya kelam
lelah menyaksikan manusia kalap 

Aku, biarlah tetap Sang Malam
Meskipun malang, tetaplah senang
Gelap nampak kalah, namun tenang
Tak perlu menjadi pagi dan menang
Menjadilah malam yang dikenang 

*****

*Senandika = wacana/percakapan dengan diri sendiri, atau suara batin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline