Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Dimanja Senja

Diperbarui: 7 Agustus 2021   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah sudah berapa kali kau terpesona, saban kali senja menyapa. Engkau terpukau pada senyumnya yang menghanyutkan rasa. Engkau terlena di bibir senja yang kau kecup mesra.

Tanpa kau sadari,  seribu senja, seribu malam, seribu purnama, telah engkau tinggalkan dalam selembar kenangan. Sambil berharap esok engkau kan bertemu senja, kembali di lintasan hari. Tiada setitik jenuh yang menentang senja. 

Engkau terpenjara sang senja, lalu terlena dalam malam yang dijemputnya dengan senyum. Dan kau melupakan sang pagi. Membenci hangat mentari, dan sedih berjumpa rinai hujan. Apalagi jika rinai berubah menjadi deras.

Padahal sang pagi adalah lembaran kosong yang merindu jejak cinta. Hangat mentari adalah setitik energi untuk sejuta karya. Dan, hujan adalah berkah untuk engkau dan bumimu yang kehausan. 

Kagumilah senja! Dia pasti hadir menyeka keringatmu dan membalut luka juangmu. Rembulan dan bintang yang dijemputnya akan menghiburmu. Dan, dia memberi isyarat untuk sebuah jeda. 

Kagumilah senja! Asal jangan kau terlena, dan terlelap dimanja senja, hingga usiamu makin senja, terbaring di lembaran senja. Sementara hari-harimu merana tanpa cinta, tanpa karya.

###

#isoMan #5of14

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline