Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Kopi Pahit dan Senja yang Menjemput Malam

Diperbarui: 6 Agustus 2021   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kopi pahit dan senja" [Dokpri, MYT 060821]

Biarkan aku menyeruput kopi hitam buatanku yang pahit. Aku ingin berenang dan tenggelam dalam pekatnya hitam. Aku ingin mencumbu dan menikmati manisnya pahit. Jangan kau paksa aku menambahkan gula. Engkau tak tahu, hitam itu manis, dan pahit itu obat.

Biarkan aku tenggelam bersama senja, meninggalkan bisingnya siang, dan menjemput malam dibalik ruang sepi. Jangan kau paksa aku mengubah senja menjadi pagi dan membiarkan malam tanpa arti. Engkau tak tahu, hanya senja yang berani menjemput kegelapan dengan senyum. Dan hanya malam yang menerbangkan bulan dan meledakan gemerlap bintang.

Sesungguhnya hidup tak lengkap tanpa hitam, pahit dan gelap. Jangan kau paksa mengubahnya dalam sekejap. Biarlah hitam tetap hitam dan kebenaran terapung di lautan hitam. Biarlah pahit tetap pahit dan kemenangan menjadi buahnya. Biarlah gelap tetap gelap dan terang terbit menyinari pada waktunya. Semuanya menjadi bermakna, kepada waktu. 

#3of14 #IsomanWriting

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline