Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Dengan Apakah Kecemasan Tergantikan?

Diperbarui: 10 Juli 2021   18:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi, dokpri. Photo by. Sist Ghe Winda, with permission 

Langit mendung menyanyikan kidung nestapa
Tepian pantai penuh genangan air mata
Linimasa mewartakan berakhirnya masa
Satu demi satu sang fana kembali pada Sang Kuasa


Jantung berdebar, rasa bergetar
Pikiran terbang kepada awan dan waktu
Mimpi mengisahkan sebuah akhir sedih
Kecemasan menjadi judul beranda hati

Di titik cemas, di alam sadar: "Kita yang fana, memang akan menuju ke sana." 

Dan, kita hanya mampu memohon: "Tuhan, panjangkanlah lintasan hidup. Agar jejak cinta, kebajikan dan sejahtera boleh kita goreskan di kanvas hidup." 

Tetiba, langit tersenyum,
Gelombang teduh, pantai pun tenang

Pelangi melukis sebuah harmoni menghubungkan langit dan bumi. Lalu, dia berkisah tentang warna-warni lehidupan. Dibisikannya pesan dari langit: "Jangan takut pada awan mendung. Sang Waktu masih bersahabat. Mari kidungkan lagu syukur dan semangat!"

Ganti kecemasan dengan madah syukur dan doa
Ganti kecemasan dengan lukisan senyum dan cinta
Ganti kecemasan dengan gelombang semangat dan perdamaian
Ganti kecemasan dengan jejak karya kebajikan


Hidup di tangan Tuhan,
Jangan biarkan terbaring  
di pelukan kecemasan.
Biarlah tangan Tuhan yang pegang!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline