Langit mendung menyanyikan kidung nestapa
Tepian pantai penuh genangan air mata
Linimasa mewartakan berakhirnya masa
Satu demi satu sang fana kembali pada Sang Kuasa
Jantung berdebar, rasa bergetar
Pikiran terbang kepada awan dan waktu
Mimpi mengisahkan sebuah akhir sedih
Kecemasan menjadi judul beranda hati
Di titik cemas, di alam sadar: "Kita yang fana, memang akan menuju ke sana."
Dan, kita hanya mampu memohon: "Tuhan, panjangkanlah lintasan hidup. Agar jejak cinta, kebajikan dan sejahtera boleh kita goreskan di kanvas hidup."
Tetiba, langit tersenyum,
Gelombang teduh, pantai pun tenang
Pelangi melukis sebuah harmoni menghubungkan langit dan bumi. Lalu, dia berkisah tentang warna-warni lehidupan. Dibisikannya pesan dari langit: "Jangan takut pada awan mendung. Sang Waktu masih bersahabat. Mari kidungkan lagu syukur dan semangat!"
Ganti kecemasan dengan madah syukur dan doa
Ganti kecemasan dengan lukisan senyum dan cinta
Ganti kecemasan dengan gelombang semangat dan perdamaian
Ganti kecemasan dengan jejak karya kebajikan
Hidup di tangan Tuhan,
Jangan biarkan terbaring
di pelukan kecemasan.
Biarlah tangan Tuhan yang pegang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H