Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Senja, Air, dan Api

Diperbarui: 12 Juni 2021   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi, sumber: goodwp.com

Mengapa senja selalu dirindukan?
Padahal, dia menenggelamkan sang fajar,
sehingga engkau berselimut malam  
Padahal, senja hanya memberi sedikit waktu,
kepada dirimu untuk mencumbunya 

Mengapa air selalu dicintai?
Padahal, dia menghanyutkan rasa,
yang sedang bertumbuh di lautan asa
Padahal, air menggoncang bahtera,
dengan gelombang tiada rasa 

Mengapa api selalu dipuja?
Padahal, api mengamuk membakar hutan,
sehingga kita sesak hampir kehilangan napas
Padahal, api membakar harta,
dan kepada kita tersisa asap, debu dan bara

Mengapa mereka selalu dirindukan?
Padahal rindu itu hampir membunuhmu
Mengapa mereka selalu dicinta
Padahal cinta itu telah memeras tangis
Mengapa mereka selalu dipuja
Padahal puja-puji telah membuat terlena 

Mengapa senja, mengapa air, mengapa api,
Senja, selalu dan selalu berdiri di antara siang dan malam
Air, selalu dan selalu mengalir dari hulu ke muara hati
Api, selalu dan selalu membakar semangat
Mereka adalah selalu yang selalu

Mereka selalu, selalu dan selalu
komitmen dan konsisten
bisa dibaca apa adanya
menjadi berita tanpa dusta
yang dirindu, dicinta, dipuja!

Adalah sebuah konsistensi!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline